Sukses

Wall Street Tertekan, Saham Teknologi Lesu Terseret Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Wall street tertekan pada perdagangan saham Selasa, 28 Maret 2023. Indeks Nasdaq pimpin koreksi karena imbal hasil obligasi melonjak dan menekan saham teknologi.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Selasa, 28 Maret 2023. Koreksi wall street di tengah kenaikan imbal hasil obligasi.

Dikutip dari CNBC, Rabu (29/3/2023), indeks Nasdaq melemah 0,45 persen ke posisi 11.716,08. Indeks S&P 500 merosot 0,16 persen ke posisi 3.971,27. Indeks Dow Jones terpangkas 37,83 poin atau 0,12 persen ke posisi 32.394,25.

Imbal hasil obligasi naik. Imbal hasil obligasi Amerika Serikat tenor 2 tahun kembali naik di atas 4 persen memberikan tekanan pada saham dan emiten teknologi pada khususnya. Kenaikan suku bunga membuat keuntungan pada masa depan seperti yang dijanjikan  perusahaan berkembang menjadi kurang menarik.

“Untuk hari kedua berturut-turut, suku bunga naik, dan pasar dipimpin oleh sektor yang lebih sensitif secara ekonomi yakni energi dan industri,” ujar Global Market Strategist Invesco, Brian Levitt dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, saham teknologi termasuk yang tertinggal yang sering terjadi saat suku bunga naik. “Untuk saat ini, investor tampaknya melihat melampaui tantangan di sektor keuangan dan menyadari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat terus bertahan,” kata dia.

Kekhawatiran tentang krisis di antara bank-bank regional Amerika Serikat telah diredakan sebagian berkat upaya pembuat kebijakan untuk mengatasi tantangan itu. Ketakutan investor kalau suku bunga lebih tinggi dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi kembali menjadi fokus.

Namun, saham bank tergelincir pada Selasa menyusul sidang kontroversial di Komite Perbankan Senat. Tiga regulator teratas masing-masing mengatakan mendukung aturan yang lebih ketat untuk bank dengan aset lebih dari USD 100 miliar.

Pergerakan wall street mengikuti sesi perdagangan yang bervariasi pada Senin, 27 Maret 2023. Investor berjuang untuk memperpanjang kenaikan pasar pekan lalu, tetapi saham teknologi berada di bawah tekanan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham Jasa Komunikasi Tertekan

Indeks Dow Jones bertambah 194,55 poin atau 0,6 persen. Indeks S&P 500 menguat 0,16 persen. Indeks Nasdaq susut 0,47 persen seiring saham teknologi yang melemah.

Sementara itu, saham jasa komunikasi mendorong indeks S&P 500 melemah seiring kenaikan imbal hasil obligasi AS. Hal tersebut menekan saham teknologi dan perusahaan bertumbuh lainnya.

Sektor saham itu susut 1,3 persen yang diikuti informasi teknologi melemah 1,1 persen. Saham Fox dan Match Group memimpin koreksi sehingga menekan sektor saham jasa komunikasi dengan masing-masing turun lebih dari 2 persen. Saham perusahaan teknologi besar antara lain Alphabet dan Meta masing-masing tergelincir lebih dari 1 persen.

Sedangkan indeks Dow Jones tertekan karena saham bank yang merosot. The SDPR S&P Regional Bank ETF turun 1 persen. Saham JPMorgan, Goldman Sachs dan Citigroup susut lebih dari 1 persen.

Saham Signature Bank dan SVB Financial Kembali Diperdagangkan

Di sisi lain, saham Signature Bank dan SVB Financial kembali diperdagangkan di bursa pada Selasa, 28 Maret 2023. Saham telah dihentikan untuk diperdagangkan setelah disita oleh regulator pada awal bulan ini.

SVB Financial yang telah ajukan kebangkrutan, kini diperdagangkan hanya dengan 27 sen per saham. Pada 9 Maret 2023, saham ditutup USD 106 per saham, sebelum bank ditutup. Signature Bank diperdagangkan sekitar 10 sen per saham turun dari USD 70 sebelum penutupan.

3 dari 4 halaman

Wall Street Beragam, Saham Bank Melesat Topang Indeks S&P 500

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham, Senin, 27 Maret 2023. Indeks Dow Jones menguat pada awal pekan ini seiring investor berusaha beralih dari krisis perbankan regional pada awal bulan ini menyusul runtuhnya Silicon Valley Bank.

Dikutip dari CNBC, Selasa (28/3/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 194,55 poin atau 0,6 persen menjadi 32.432,08. Indeks S&P 500 naik 0,2 persen ke posisi 3.977,53. Indeks Nasdaq melemah 0,5 persen ke posisi 11.768,84.

Saham bank regional menguat. The SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) menguat 0,9 persen, setelah naik lebih dari 3 persen pada hari sebelumnya. Saham First Republic melonjak 11,8 persen dan saham PacWest menanjak 3,4 persen.

“Sentimen pasar membaik karena pembuat kebijakan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi tantangan baru-baru ini,” ujar Global Market Strategist Invesco, Brian Levitt dikutip dari CNBC.

Ia menuturkan, perpanjangan fasilitas likuiditas yang telah disiapkan oleh the Federal Reserve (the Fed) secara berarti meredakan kekhawatiran sebelumnya, serangkaian bank run atau penarikan dana mungkin akan segera terjadi.

Serangkaian kejadian membantu sentimen di sektor ini. CNBC melaporkan selama akhir pekan, arus keluar dari simpanan bank kecil ke raksasa seperti JPMorgan Chase dan Wells Fargo telah melambat dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, Bloomberg melaporkan otoritas Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk memperluas program pinjaman darurat bagi yang dapat memberikan lebih banyak waktu bagi First Republic untuk menopang likuiditasnya.

Pekan lalu, saham First Republic susut 46,3 persen seiring investor mempertimbangkan rencana dari sekelompok bank setor USD 30 miliar akan cukup untuk meningkatkan neracanya.

 

 

4 dari 4 halaman

First Citizen Beli Silicon Valley Bank

First Citizens BancShares setuju membeli sebagian besar Silicon Valley Bank, kata Federal Deposit Insurance Corporation Amerika Serikat. Kesepakatan itu mencakup pembelian sekitar USD 72 miliar aset Silicon Valley Bank dengan diskon USD 16,5 miliar, tetapi sekitar USD 90 miliar dalam sekuritas dan aset lainnya akan tetap “dikuasai untuk disposisi oleh FDIC (Federal Deposit Insurance Corporation)”.

“Kami terus berpikir Departemen Keuangan memiliki kapasitas untuk menyediakan backstop untuk simpanan yang tidak diasuransikan jika diperlukan,” ujar Jan Hatzius dari Goldman Sachs.

Ia menambahkan, meskipun tidak akan sepenuhnya mengesampingkan tindakan Departemen Keuangan jika tekanan perbankan kembali akut. “Kemungkinan langkah sepihak dari Departemen Keuangan tampak sangat rendah,” ujar dia.

Di sisi lain saham Deutsche Bank menguat 4,7 persen setelah pelaku pasar menjual saham dan pengambilalihan paksa Credit Suisse. Namun, saham teknologi turun karena kenaikan suku bunga mengurangi harapan akan prospek pertumbuhan saham yang lebih baik. Saham Alphabet turun 2,8 persen dan Meta susu 1,5 persen.

Wall street keluar dari minggu kemenangan meski volatilitas terkait dengan kenaikan suku bunga terbaru the Federal Reserve dan krisis bank yang sedang berlangsung. Terlepas dari gejolak baru-baru ini, indeks S&P 500 berada di jalur untuk menyelesaikan kinerja pada Maret 2023 dan kuartal I 2023 dengan kenaikan lebih dari 3 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.