Sukses

Profil Robertus Billitea, Direktur Utama IFG yang Diangkat Jadi Komisaris BNI

Hasil RUPST PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menetapkan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau IFG Robertur Billitea sebagai komisaris perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mengangkat Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau IFG Robertus Billitea sebagai komisaris perseroan.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menuturkan, RUPS Tahunan menyetujui pemberhentian dengan hormat dan pengangkatan kembali Sigit Widyawan sebagai Komisaris Independen BNI.

"Menyetujui pengangkatan Robertus Billitea sebagai Komisaris BNI. Beliau saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau IFG," ujar Royke dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/3/2023).

Mengutip laman IFC, sebelum jadi Direktur Utama IFG, Robertus Billitea  pernah menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan Plt Kepala Eksekutif di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Sebelumnya, Robertus Billiteajuga pernah menjabat sebagai Direktur Hukum Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Ia juga pernah bekerja sebagai pengacara profesional.

Dengan keputusan RUPS Tahunan ini, susunan anggota dewan komisaris perseroan menjadi:

  • Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Agus Dermawan Wintarto Martowardojo
  • Wakil Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Pradjoto
  • Komisaris Independen Asmawi Syam
  • Komisaris Independen Sigit Widyawan
  • Komisaris Independen Septian Hario Seto
  • Komisaris Independen Iman Sugema
  • Komisaris Independen Erwin Rijanto Slamet
  • Komisaris Askolani
  • Komisaris Fadlansyah Lubis
  • Komisaris Susyanto
  • Komisaris Robertus Billitea

 

Adapun susunan anggota direksi perseroan menjadi:

  • Direktur Utama Royke Tumilaar
  • Wakil Direktur Utama Adi Sulistyowati
  • Direktur Wholesale & International Banking Silvano Winston Rumantir
  • Direktur Digital & Integrated Transaction Banking Corina Leyla Karnalies
  • Direktur Enterprise & Commercial Banking Sis Apik Wijayanto
  • Direktur Institutional Banking Muhammad Iqbal
  • Direktur Finance Novita Widya Anggraini
  • Direktur Human Capital & Compliance Mucharom
  • Direktur Network & Services Ronny Venir
  • Direktur Retail Banking Putrama Wahju Setyawan
  • Direktur Risk Management David Pirzada
  • Direktur Technology Operations Toto Prasetio

 

"Dengan adanya keputusan para pemegang saham ini, diharapkan BNI dapat menjadi Lembaga Keuangan yang terunggul dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan,” tandasnya.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Buyback Saham BNI

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) bakal menggelar aksi korporasi pembelian kembali (buyback) saham perseroan dengan dana Rp 905 miliar atau 10 persen dari total modal disetor.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (11/3/2023), Manajemen BNI menjelaskan, rencana buyback disiapkan Perseroan dengan tujuan untuk mengimbangi tekanan jual di pasar saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang berfluktuasi.

Selain itu, buyback saham digelar untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa perseroan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental perseroan yang terus membaik.

Valuasi saham perseroan (Price to Book Value) per 8 Maret 2023 sebesar 1,22 kali, berada di bawah rata-rata 10 tahun yang sebesar 1,40 kali. Kondisi ini mengindikasikan saham perseroan saat ini masih undervalued.

Aksi korporasi tersebut bakal digelar usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Lantaran, aksi buyback saham ini perlu memperhatikan pasal 2 ayat (3) POJK 30/2017 yang mengatur bahwa pembelian kembali saham wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan RUPS serta pasal 17 dan pasal 18 POJK 30/2017 yang mengatur terkait pengalihan saham hasil pembelian kembali.

Sementara itu, perseroan telah melakukan Pemanggilan RUPS Tahunan Tahun Buku 2022 perseroan. RUPS Tahunan Tahun Buku 2022 Perseroan (RUPST) akan diselenggarakan pada 15 Maret 2023.

Kemudian, mata acara Kelima RUPST adalah persetujuan atas rencana pembelian kembali saham (buyback) perseroan dan pengalihan saham hasil buyback yang disimpan sebagai saham treasuri (treasury stock).

 

3 dari 3 halaman

BNI Tebar Dividen Rp 7,3 Triliun, Setara 40 Persen dari Laba Bersih 2022

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memutuskan memberikan dividen sebesar 40 persen dari laba bersih atau Rp 7,32 triliun.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menuturkan, pihaknya membagikan dividen sebesar 40 persen dari laba bersih. Angka tersebut meningkat 2,69 kali lipat dari total dividen tahun buku 2021 senilai Rp 2,72 triliun.

"Dengan demikian nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan Rp 392,78 atau lebih tinggi dibanding tahun lalu sebesar Rp 146," kata Royke dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/3/2023).

Sementara itu, dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah yang sebesar 60 persen, maka perseroan akan menyetorkan dividen senilai Rp4,39 triliun ke rekening kas umum negara. 

"Atas kepemilikan 40 persen saham publik senilai Rp 2,92 triliun akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya masing-masing," kata dia.

Sedangkan sebesar 60 persen dari laba bersih perseroan atau senilai Rp10,98 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI ke depan. 

Perseroan tetap optimistis dapat membukukan pertumbuhan kinerja positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan pada 2023.  

Dia bilang, kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 40 persen pada tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang terus membaik dengan capaian laba Rp18,3 triliun pada 2022.   

BNI juga mampu mengelola rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 19,3 persen pada Desember 2022, sehingga kami memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar.   

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.