Sukses

Nusantara Sawit Sejahtera Jadi Pendatang Baru di BEI Hari Ini 10 Maret 2023

PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan dengan kode saham NSSS. Nusantara Sawit Sejahtera tercatat sebagai emiten ke-27 di BEI pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (10/3/2023). Nusantara Sawit Sejahtera mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-27 di BEI pada 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Nusantara Sawit Sejahtera mencatatkan saham perdana dengan kode saham NSSS. Perseroan mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 3,56 saham. Lalu, emiten dengan kode saham NSSS akan mencatatkan saham sejumlah 23,78 miliar saham. 

Adapun, harga penawaran saham Rp 127 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 453,16 miliar. Sebagai pemanis, NSSS juga secara bersamaan menerbitkan 1,78 miliar waran seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 2:1. Artinya, tiap pemegang dua saham baru akan mendapatkan satu waran.

Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 190 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 338,98 miliar. Nusantara Sawit Sejahtera menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan, untuk penjamin emisi efek, yakni PT Danasakti Sekuritas Indonesia, PT Phillip Sekuritas Indonesia, dan PT Yulie Sekuritas Indonesia. 

Sementara itu, dana yang diperoleh dari penawaran umum setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan IPO ini akan digunakan oleh Perseroan untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru dan modal kerja entitas anak. 

PT Borneo Sawit Perdana (BSP) dengan rincian sebagai berikut:

a. Sekitar 29,8 persen akan digunakan untuk kebutuhan biaya belanja modal (capital expenditure/capex) BSP dalam membangun fasilitas pabrik kelapa sawit di atas lahan seluas 40 ha dengan kapasitas produksi 60 ton TBS/jam.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dana IPO Nusantara Sawit Sejahtera

b. Sekitar 3,2 persen akan digunakan untuk kebutuhan biaya belanja modal (capital expenditure/capex) BSP dalam membangun pembangunan terminal khusus pada 2023 yang dilengkapi direct piping system dari lokasi pabrik kelapa sawit BSP sepanjang 1,5 km di Desa Rubung Buyung, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. 

c. Sekitar 9,4 persen akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja BSP dalam pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian. 

PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) dengan rincian sekitar 47 persen akan digunakan untuk kebutuhan biaya belanja modal (capital expenditure/capex) BSSU dalam melakukan penanaman baru tanaman kelapa sawit. 

PT Prasetya Mitra Muda (PMM) dengan rincian sekitar 10,6 persen akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja PMM dalam pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian.

Sedangkan dana yang akan diperoleh Perseroan dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan Perseroan untuk mengalokasikan belanja modal ke entitas anak Perseroan dengan mekanisme penyertaan modal. 

3 dari 4 halaman

IPO Nusantara Sawit Sejahtera

Sebelumnya, calon emiten aktivitas perusahaan holding dan aktivitas konsultasi manajemen lainnya, PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSS) menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) untuk membiayai tiga hal.

Perseroan akan melepas sebanyak 3,56 miliar saham baru pada 2-8 Maret 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah saham Nusantara Sawit Sejahtera ditawarkan itu mewakili 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO saham. IPO ini didahului dengan penawaran awal (book building) pada 17-22 Februari 2023.

Presiden Direktur Nusantara Sawit Sejahtera Teguh Patriawan mengatakan, Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk membiayai pembangunan fasilitas produksi, pembiayaan penanaman baru dan modal kerja entitas anak.

"Dana tersebut akan disalurkan melalui mekanisme penyertaan modal kepada tiga entitas anak sesuai dengan kebutuhan," kata Teguh dalam keterangan resmi, ditulis Minggu (19/2/2023).

Dana tersebut akan digunakan untuk PT Borneo Sawit Perdana (BSP) sebesar 42,40 persen, PT Bina Sarana Sawit Utama (BSSU) mendapatkan sebesar 47 persen untuk kebutuhan biaya belanja modal guna melakukan penanaman baru tanaman kelapa sawit. 

Sisa dana IPO sebesar 10,6 persen akan digunakan oleh PT Prasetya Mitra Muda (PMM) untuk modal kerja dalam pembelian pupuk dan bahan kimia pertanian. 

Sedangkan dana yang diperoleh Perseroan dari hasil pelaksanaan waran seri I seluruhnya akan digunakan untuk belanja modal ke entitas anak dengan mekanisme penyertaan modal.

 

4 dari 4 halaman

Harga Saham Nusantara Sawit Sejahtera

Harga saham NSS yang ditawarkan kepada publik berada di rentang Rp122-Rp190 per saham. Dengan demikian, dana segar yang berpotensi diraup Perseroan sekitar Rp435,32 miliar sampai dengan Rp677,96 miliar.

Sebagai pemanis, secara bersamaan dengan IPO saham, NSS juga menerbitkan sebanyak 1,784 miliar waran seri I, atau sebanyak 8,82 persen dari total saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.

Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran seri I, di mana setiap pemegang satu waran seri I berhak membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp182 hingga Rp285 per saham. Jika seluruhnya dilaksanakan oleh pemegang waran seri I, dana yang akan diperoleh Perseroan sebesar Rp324,709 miliar sampai dengan Rp508,473 miliar.

Saham dan waran NSS bernominal Rp50 per saham itu akan dicatatkan di BEI pada 10 Maret 2023.  “Kami berharap, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat menerbitkan pernyataan efektif untuk IPO pada 28 Februari 2023,” ujar dia.

Perseroan menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Sucor Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.