Sukses

Jurus BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

BRI siapkan empat skenario untuk hadapi ketidakpastian pada 2023. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) optimistis menatap pertumbuhan kinerja pada 2023 di tengah ketidakpastian ekonomi maupun ancaman resesi global.

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan setidaknya empat skenario untuk menghadapi ketidakpastian pada 2023. Skenario tersebut merupakan mitigasi risiko dan strategic response. 

Skenario pertama adalah jika ekonomi pulih, akan tetapi inflasinya naik dan kualitas pinjaman memburuk. Maka yang harus dilakukan perbankan adalah mempercepat proses write-offs untuk memperoleh recovery rate yang lebih tinggi. Kemudian mempertahankan coverage ratio yang tinggi. 

"Bisa dipahami bahwa perbankan rata-rata masih menumpuk cadangan untuk mengantisipasi terjadinya kalau terjadi deteriorating di kualitas asetnya. Dan kemudian kita cadangkan cukup memadai supaya bantalannya nanti nggak hard landing, kira-kira seperti itu. Jadi bantalannya itu mulus untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan,” kata Sunarso dalam keterangan resminya, ditulis Senin (23/1/2023).

Menurut ia, dalam kondisi ini, pihaknya memilih tumbuh selektif dan melakukan enhancement credit risk model. Dengan loan portofolio guideline (LPG) yang diatur moderat. Lalu dilakukan monitoring kualitas pinjaman secara intensif.

Skenario kedua adalah jika ekonomi mulai pulih dengan inflasi terkendali dan kualitas kredit membaik. Pihaknya menyuapkan tiga strategic response. Yaitu mempercepat proses write-offs untuk meningkatkan recovery rate dan kemudian menurunkan coverage ratio.

Kemudian melakukan enhancement terhadap risk-based pricing model untuk meningkatkan daya saing produk serta membuat loan portofolio guideline lebih longgar sebagai pedoman untuk strategi pertumbuhan yang lebih agresif.

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Skenario Ketiga

Skenario ketiga adalah ekonomi stagnan, inflasi naik, dengan kualitas pinjaman memburuk atau the worse scenario. Maka pihaknya akan mengambil strategic response tumbuh terbatas, dengan pengaturan loan portofolio guideline yang sangat ketat.

Selain itu, BRI akan mempertahankan coverage ratio di level yang lebih tinggi dan melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif, melakukan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan. 

Terakhir jika ekonominya tetap stagnan tapi inflasinya terkendali dan kualitas pinjaman membaik.

"Maka strategic response dari BRI adalah tumbuh selektif, loan portofolio guideline diatur di level moderat dengan mempertahankan coverage ratio yang tetap tinggi untuk jaga-jaga jika terjadi pemburukan,” ujar dia.

Kemudian, melakukan monitoring kualitas kredit secara intensif dengan simulasi dan stress-test secara periodik dan berkesinambungan. Hal itu merupakan yang paling penting.

3 dari 4 halaman

Bidik 615 Ribu Agen BRILink

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso membidik ada 615 ribu agen BRILink di tahun 2023 ini. Artinya ada penambahan sekitar 25 ribu agen di seluruh Indonesia.

Sunarso menuturkan saat ini ada 590 ribu agen BRILink yang tersebar diseluruh penjuru negeri. Agen-agen ini mampu meningkatkan akses masyarakat di berbagai daerah terhadap BRI.

"Kita punya 590 ribu (agen saat ini), target kita 2023 ini akan jadi 615 ribu, masih ada (peluang) 25 ribu lebih, itu kita akan cari," ujarnya dalam Webinar Tren Perbankan di Tahun 2023 yang digelar OJK Institute, Selasa (17/1/2023).

Sunarso mengungkap dalam satu tahun terkahir transaksi masyarakat lewat BRILink bisa tembus hingha Rp 1.400 triliun. Ini jadi angka yang fantastis ditengah proses akselerasi akses produk perbankan di masyarakat daerah, yang jadi fokus penetrasi BRI.

 

4 dari 4 halaman

Direktur Utama BRI Sunarso Beli Saham BBRI Rp 1,3 Miliar

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali menambah kepemilikan atas saham BBRI. Teranyar, Sunarso membeli saham BBRI senilai Rp 1,33 miliar pada 6 Januari 2022.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (17/1/2023), saham yang dibeli saat itu sebanyak 287.700 lembar saham dengan harga Rp 4.615 per saham. Sehingga totalnya senilai Rp 1,33 miliar.

Tujuan transaksi ini yakni investasi dengan status kepemilikan saham langsung. Usai transaksi, Sunarso kini mengapit 2.685.856 lembar saham BBRI dari sebelumnya 2.398.156 lembar.

Selain Sunarso, baru-baru ini Direktur BRI, Agus Winardono juga mengoleksi saham BBRI senilai Rp 101,58 juta.

Agus tercatat membeli 22.900 lembar saham BBRI dengan harga Ro 4.440 per saham pada 10 Januari 2023. Sama seperti Sunarso, tujuan transaksi yakni untuk investasi dengan status kepemilikan langsung.

Usai transaksi, Agus kini genggam 1.005.581 lembar dari sebelumnya 982.681 lember. Hingga sesi I perdagangan hari ini, Selasa 17 JAnuari 2022, saham BBRI ditutup naik 60 poin atau 1,33 persen ke posisi 4.580.

Saham BRI dibuka pada posisi 4.520 dan bergerak pada rentang 4.510—4.580. Melansir data RTI, total frekuensi 10.059 kali. Volume perdagangan mencapai 66,3 juta dengan nilai transaksi Rp 300,33 miliar. Dalam sepekan, saham BBRI telah naik 3,39 persen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.