Sukses

Harga Saham BBCA Hari Ini 10 Oktober 2022 Menghijau saat IHSG Lesu

Saham BBCA bergerak pada rentang 8.125—8.300 hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 10 Oktober 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Laju saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terpantau fluktuatif pada perdagangan sesi I, Senin 10 Oktober 2022. Saham BBCA dibuka pada posisi 8.150.

Saham BBCA bergerak pada rentang 8.125—8.300. Saham BBCA naik ke posisi 8.255 pada pukul 9.05 WIB dan mencapai 8.250 pada 9.25 WIB. Saham BBCA sempat turun pada posisi 8.125 sebelum kembali naik ke level 8.250 atau naik 75 poin (0,91 persen) pada pukul 10.07 WIB.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Senin, 10 Oktober 2022, saham BBCA menguat 0,91 persen ke posisi Rp 8.275 per saham. Saham BBCA dibuka turun 50 poin ke posisi Rp 8.150 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.300 dan terendah Rp 8.125 per saham.

Total frekuensi perdagangan 12.905 kali. Volume perdagangan 600.476. Nilai transaksi Rp 492,7 miliar. Secara year to date, saham BBCA telah naik 925 poin atau 12,63 persen.

Penguatan saham BBCA berlangsung di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal sesi perdagangan saham, Senin, 10 Oktober 2022. Laju IHSG ikuti bursa saham Asia yang lesu dan mayoritas sektor saham tertekan. Mengutip data RTI, pada pembukaan perdagangan, IHSG stagnan di posisi 7.026. Pada pukul 09.24 WIB, IHSG melemah 0,55 persen ke posisi 6.989. Indeks LQ45 turun 0,57 persen ke posisi 994,25. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG merosot 0,63 persen ke posisi 6.982. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.026,66 dan terendah 6.947,71.

Sebanyak 398 saham melemah sehingga menekan IHSG. 139 saham menguat dan 146 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 817.989 kali dengan volume perdagangan 17,3 miliar saham. Nilai transaksi Rp 7,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.271.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham naik 0,80 persen. Indeks sektor saham IDXenergy merosot 1,69 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXindustry melemah 1,37 persen, indeks sektor saham IDXbasic turun 1,35 persen, dan indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,96 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Saham BBCA

Meski begitu, IHSG hari ini berpeluang mengalami profit taking dalam pola konsolidasi. Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar mengatakan, secara teknikal, IHSG menunjukkan pola double top 7.135 dan closing di bawah 5-Day MA. IHSG berada dalam trend bearish selama di bawah 7.148. Sementara IHSG ditutup di bawah 5 day MA (7.052).

Indikator MACD netral, Stochastic rebound dari oversold, telah break pola bearish channel, candle lower low. Menurut Andri, selama IHSG berada di atas support 6.995-7.015, IHSG masih berpeluang rebound, dengan  target 7.149, 7.250. Jika gagal, IHSG rawan menuju 6.925, 6.850.

“Level resistance pada perdagangan Senin (10 Oktober 2022) berada di 7.052, 7.094, 7.135, 7.178 dengan level support 7.010, 6.968, 6.925, 6.902. Adapun perkiraan range hari ini berada di 6.975 - 7.070,” tulis Andri dalam riset, Senin (10/10/2022).

Dalam risetnya, BNI Sekuritas merekomendasikan saham BBCA dengan strategi berikut:

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Resistance:  Rp 8.300, Rp 8.425, Rp 8.550, Rp 8.650.

Support: Rp 8.125, Rp 8.050, Rp 7.925, Rp 7.775.

Rekomendasi: buy Rp 8.000-Rp 8.100 target Rp 8.300, Rp 8.425.

Stop loss di bawah Rp 7.900.

 

   

3 dari 4 halaman

BCA Catat Rekor Penjualan Terbesar SBN Ritel di Pasar Perdana

Sebelumnya, sebagai salah satu Mitra Distribusi pemerintah untuk produk SBN Ritel seri SR017, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penjualan sebesar Rp 5,4 triliun. Pencapaian tersebut merupakan rekor penjualan SBN Ritel BCA di pasar perdana. Penjualan SR017 dilakukan selama masa penawaran dari 19 Agustus hingga 14 September lalu.

Direktur BCA Haryanto T. Budiman menuturkan, pencapaian penjualan SBN Ritel Sukuk Negara Ritel seri SR017 ini salah satunya ditopang oleh event Wealth Summit BCA 2022.

“Pencapaian ini kami harapkan dapat berkontribusi positif bagi pemerintah dalam mendorong pembiayaan pembangunan nasional,” kata Haryanto dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (18/9/2022).

Haryanto menjelaskan, penjualan sebesar Rp5,4 triliun tersebut dikontribusikan lebih dari 14 ribu investor. Mayoritas investor yang menyerap portofolio tersebut adalah generasi X sebesar 38 persen dari total investor, disusul oleh generasi Y atau milenials sebesar 31 persen dari total investor.

“Kami juga bersyukur karena investor dan masyarakat luas dapat memanfaatkan SBN Ritel Sukuk Negara Ritel seri SR017 untuk meningkatkan portofolio investasi melalui SBN Ritel pemerintah sekaligus memiliki kesempatan untuk mendapatkan pinjaman produktif sesuai kebutuhan,” ujar dia.

Sementara itu, penjualan SBN Ritel seri SR017 tersebut dilakukan melalui KlikBCA Individu dan platform WELMA BCA, yaitu aplikasi yang menyediakan beragam produk investasi dan proteksi bagi nasabah.

Melalui WELMA, nasabah dapat bertransaksi secara online untuk membuat SID (nomor identitas investasi) online dan membeli, antara lain obligasi perdana dan sekunder mulai dari Rp1 juta, reksa dana IDR mulai dari Rp 100 ribu, dan reksa dana USD mulai dari USD10.000.

Tak hanya itu, transaksi investasi melalui aplikasi WELMA menunjukkan tren yang positif, dengan jumlah pengunduh (downloader) mencapai lebih dari 475.000 pengguna, dengan nominal transaksi lebih dari Rp50 triliun sejak diluncurkan akhir 2019 lalu hingga Agustus 2022. Bahkan, lebih dari 65 persen pemesanan SR017 dilakukan oleh nasabah BCA via WELMA.

 

 

4 dari 4 halaman

Kapitalisasi Pasar BCA Tembus Rp 1.068 Triliun

Sebelumnya, kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali tembus Rp 1.000 triliun pada perdagangan Kamis, 15 September 2022. Saham BBCA bahkan tembus posisi tertinggi sepanjang 2022.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar BCA masih kokoh di posisi pertama yang masuk 10 jajaran emiten kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Kapitalisasi pasar saham BCA tembus Rp 1.068 triliun. Kapitalisasi pasar BBCA tersebut 11,17 persen dari total kapitalisasi pasar BEI yang mencapai Rp 9.560 triliun.

Adapun saham BBCA menguat 2,94 persen ke posisi Rp 8.750 per saham pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham BBCA dibuka stagnan Rp 8.500 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.875 dan terendah Rp 8.500 per saham. Total frekuensi perdagangan 21.756 kali dengan volume perdagangan 2.171.078 saham dengan nilai transaksi Rp 1,9 triliun.

Kapitalisasi pasar terbesar lainnya disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Kapitalisasi pasar BRI tercatat Rp 692 triliun, atau 7,24 persen dari total kapitalisasi pasar BEI. Kemudian disusul PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp 446 triliun, dan berada di posisi tiga  di antara kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

Selanjutnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Kapitalisasi pasar Bank Mandiri tembus Rp 432 triliun, dan berada di posisi empat. Kemudian PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang berada di posisi lima daftar kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Kapitalisasi pasar GOTO tercatat Rp 315 triliun.

PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kapitalisasi pasar saham Rp 285 triliun, dan berada di posisi enam. Diikuti PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Kapitalisasi pasar BYAN tercatat Rp 221 triliun. Selanjutnya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk yang membukukan kapitalisasi pasar Rp 211 triliun.

Lalu PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat kapitalisasi pasar Rp 175 triliun. Selanjutnya di posisi 10, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Kapitalisasi pasar BNI tembus Rp 169 triliun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.