Sukses

Begini Laju Saham Boeing dan China Eastern Airlines Setelah Pesawat Jatuh di Guangxi

Begini gerak saham Boeing dan China Eastern Airlines pada Selasa, 22 Maret 2022, setelah pesawat 737-800 jatuh di Guangxi.

Liputan6.com, Jakarta - Saham Boeing Co menguat pada pra pembukaan perdagangan Selasa, 22 Maret 2022. Sebelumnya, saham Boeing Co turun pada perdagangan Senin, 21 Maret 2022 di bursa saham Amerika Serikat (AS) setelah pesawat Boeing 737-800 milik maskapai China Eastern Airlines jatuh di China Selatan.

Pada pra pembukaan Selasa (22/3/2022), saham Boeing Co naik tipis 0,38 persen ke posisi USD 186,60. Sedangkan pada penutupan perdagangan Senin, 21 Maret 2022, saham Boeing Co turun 3,59 persen ke posisi USD 185,90. Penurunan saham Boeing tersebut bebani indeks Dow Jones.Selain itu, saham ADR maskapai China Eastern Airlines yang terdaftar di AS susut 6,31 persen ke posisi USD 17,83.

Pada perdagangan Selasa, 22 Maret 2022, di bursa Hong Kong, saham China Eastern Airlines Corp Ltd turun 2,55 persen ke posisi 2,68 dolar Hong Kong. Sedangkan di Shanghai, saham China Eastern Airlines Corp Ltd melemah 6,15 persen ke posisi 5,34 yuan. Demikian mengutip dari laman CNBC, Selasa pekan ini.

Maskapai China Eastern Airlines Co Ltd, salah satu dari tiga maskapai besar di China. China Eastern Airlines juga terdaftar di bursa saham New York, Hong Kong dan Shanghai.

Sebelumnya, China Eastern Airlines mengatakan penyebab kecelakaan itu sedang diselidiki. Kecelakaan itu biasanya melibatkan banyak faktor. Para ahli memperingatkan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang penyebab potensial terutama mengingat langkanya informasi yang tersedia.

Sementara itu, China adalah negara pertama yang mengandangkan 737 MAX setelah kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia lebih dari tiga tahun lalu, dan merupakan satu-satunya pasar utama di mana MAX belum melanjutkan penerbangan komersial.

Sebuah pesawat 737 MAX yang dibuat untuk anak perusahaan China Eastern Shanghai Airlines lepas landas dari Seattle menuju pabrik Boeing di Zhoushan pekan lalu, menurut sumber industri sebagai tanda kembalinya model itu di China sudah dekat. Namun, Boeing menolak berkomentar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kata Analis

Analis Senior CFRA Research, Colin Scarola menuturkan, dirinya tidak akan terkejut jika kecelakaan itu semakin menunda kembalinya MAX di China. Hal ini mengingat regulator penerbangan dikenal sangat teliti dalam masalah keselamatan.

Maskapai China tidak membutuhkan pesawat MAX baru karena permintaan turun menyusul wabah COVID-19 terbesar di China dalam dua tahun, menurut sumber industri.

Akan tetapi, pabrikan AS memiliki lebih dari 140 jet MAX yang sudah dibuat untuk pelanggan China yang menunggu untuk dikirim begitu jet kembali ke layanan komersial di negara tersebut.

Adapun pesawat 737-800 yang jatuh adalah model sebelumnya dengan catatan keselamatan yang kuat dan hampir 1.200 dalam pelayanan di China, sehingga menjadikannya pasar terbesr di dunia untuk pesawat, menurut perusahaan konsultan penerbangan IBA.

Berdasarkan data dari perusahaan penerbangan Cirium, lebih dari 4.200 pesawat 737-800 yang beroperasi secara global.

Sementara itu, China Eastern Airlines telah mengandangkan armada 737-800, menurut laporan media pemerintah China. IBA menyebutkan pesawat jenis itu terbesar keenam di China dengan 89 pesawat.

Analis Jefferies mengatakan, regulator penerbangan China tidak mungkin mengandangkan armada 737-800 kecuali secara khusus mencurigai kegagalan teknis sebagai akar penyebab karena konsekuensi operasional dari mengandangkan lebih dari 1.000 pesawat di pasar penerbangan domestik terbesar kedua di dunia.

Analis Cowen Cai von Rumohr menyebutkan, ada kekhawatiran publik China dapat menghindari terbang dengan pesawat 737-800 hingga penyebab kecelakaan ditentukan, mengingat masalah reputasi yang lebih luas dengan jenis 737 yang disebabkan oleh MAX.

"Oleh karena itu, mengisolasi penyebab kecelakaan akan sangat penting,” ia menambahkan.

Ia mencatat penyebab utama kecelakaan transportasi udara komersial cenderung masalah pemeliharaan,kesalahan pilot dan sabotase, daripada masalah manufaktur dan desain.

3 dari 3 halaman

Tanggapan Boeing

Boeing membatalkan pertemuan eksekutif seniornya yang dijadwalkan pekan ini di Miami untuk memusatkan perhatiannya untuk membantu penyelidikan dan China Eastern Airlines.

"Kami telah berkomunikasi erat dengan pelanggan kami dan otoritas sejak kecelakaan itu, dan telah menawarkan dukungan penuh dari ahli teknis kami untuk penyelidikan,” ujar CEO Boeing Dave Calhoun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.