Sukses

Saham Boeing dan China Eastern Airlines Merosot Usai Kecelakaan Pesawat di Guangxi

Saham Boeing dan China Eastern Airlines yang tercatat di bursa Amerika Serikat turun saat pra pembukaan perdagangan, Senin, 21 Maret 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat China Eastern Airlines Corp Boeing Co 737-800  NG yang membawa 132 orang jatuh di Guangxi, provinsi barat daya China.

Menurut FlightRadar24, penerbangan China Eastern Airlines MU5735 sedang melakukan perjalanan dari Kunming ke Guangzhou. Pelacakan radar menunjukkan pesawat turun tajam.

Berdasarkan video yang menampilkan saksi mata yang diunggah di media sosial menunjukkan kebakaran hutang di lereng gunung di tempat yang kabarnya menjadi lokasi kecelakaan.

China Central Television mengatakan kobaran api yang dipicu kecelakaan itu telah padam. Sementara itu, situs web China Eastern, aplikasi dan beberapa platform media sosialnya berubah menjadi hitam putih sebagai tanda berkabung.

Saham Boeing turun 6,8 persen menjadi USD 179,97 saat pra pembukaan perdagangan di bursa saham Amerika Serikat. Demikian mengutip Fortune, Senin, 21 Maret 2022.

Sementara itu, mengutip Yahoo Finance, Boeing mengatakan sedang bekerja untuk mengumpulkan lebih banyak informasi.  Penyebab kecelakaan belum dapat diketahui.

"Bisa dipastikan pesawat itu jatuh,” kata China Eastern Airlines dalam sebuah pernyataan.

Saham China Eastern Airlines yang tercatat di Amerika Serikat turun 15,8 persen. Saham China Eastern Airlines menjadi USD 15,89.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesawat Boeing

Adapun pesawat yang terlibat dalam kecelakaan tersebut merupakan pesawat Boeing 737-800 berusia enam tahun, menurut Flightradar 24. Varian 737-800 memiliki kapasitas tempat duduk maksimal 189 dan dilengkapi dengan mesin CFM-56, berdasarkan situs Boeing.

Mesin dibuat oleh perusahaan patungan antara General Electric Co dan Safran SA Prancis. Kecelakaan itu terjadi pada saat Boeing sedang menuju persetujuan peraturan di China untuk pesawat 737 MAX.

Pesawat ini merupakan bagian integral dari kesehatan dan pemulihan Boeing yang meningkatkan produksi di tengah kenaikan permintaan perjalanan.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.