Sukses

Ekonomi Mulai Tumbuh, Instrumen Ini Bisa Jadi Pilihan Investasi

Menggeliatnya ekonomi pasca COVID-19, dinilai mampu mengerek kinerja perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan tren pemulihan ekonomi, investasi saham dinilai menjadi instrumen yang bisa dilirik. Lantaran dengan ekonomi yang mulai menggeliat pasca pandemi COVID-19, potensi imbal hasil yang akan didapatkan investor juga makin tinggi.

Menggeliatnya ekonomi pasca COVID-19, dinilai mampu mengerek kinerja perusahaan. Presiden Direktur Schroders Indonesia, Michael Tjandra Tjoajadi mengatakan, ada sejumlah perusahaan yang mungkin tumbuh dan pulih lebih cepat dibandingkan lainnya.

"Menurut saya, dalam keadaan ekonomi growing, maka investasi ke saham akan memberikan expectation return yang tinggi karena ekonomi growing. Ekspektasi orang terhadap public company revenue dan profitnya naik," kata dia dalam temu media, ditulis Jumat (3/9/2021).

Di sisi lain, Michael menyinggung era the new economy. Membawa sektor usaha yang berbasis teknologi naik daun. Di dalam negeri, hal itu didorong dengan penerapan pembatasan masyarakat selama pandemi COVID-19 sehingga permintaan layanan digital terus naik.

"Dalam pertumbuhan ekonomi, apalagi setelah krisis ini tidak semua industri akan growing sama rata. Ada industri yang tumbuh lebih tinggi daripada industri yang lain. Apalagi sekarang kemudian muncul yang namanya the new economy. Itulah yang harus kita lihat company-company dalam industri seperti itu,” imbuhnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Momentum Investasi

Di sisi lain, melihat perekonomian dunia akan terus naik, suku bunga acuan juga berpotensi naik. Ini menjadi momentum untuk investasi di obligasi. Saat suku bunga acuan naik, maka harga obligasi korporasi akan cenderung turun, begitu juga sebaliknya.

"Dalam 3 until 5 years, equity akan perform very well. Dan kita tahu, kalau bunga naik harga obligasi juga mengalami tekanan. Tapi tentu risikonya kita harus perhatikan, tidak semua orang bisa mengambil risiko yang cukup tinggi," pungkas Michael.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.