Sukses

Saham BMHS Menguat 24,71 Persen saat Perdagangan Perdana di BEI

Saham PT Bundamedik Tbk (BMHS) menguat pada pencatatan perdana di BEI, Selasa (6/7/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bundamedik Tbk (BMHS) menguat pada perdagangan perdana, Selasa (6/7/2021). Penguatan saham BMHS terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menghijau.

Mengutip data RTI, saham BMHS naik 24,71 persen ke posisi Rp 424 per saham dari harga IPO Rp 340 per saham. Saham BMHS berada di level tertinggi dan terendah Rp 424. Total frekuensi perdagangan saham 573 kali dengan volume perdagangan 12.020.217. Nilai transaksi harian saham Rp 418,2 miliar.

Pada Selasa pukul 10.15 WIB, IHSG naik 0,54 persen ke posisi 6.037. Sebanyak 225 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 239 saham melemah dan 150 saham diam di tempat. IHSG berada di posisi tertinggi 6.042 dan terendah 6.013.

Total frekuensi perdagangan saham 477.623 kali dengan volume perdagangan 8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 62,31 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.476.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Pendatang Baru di BEI

Sebelumnya, pasar modal Indonesia kembali kedatangan emiten baru. PT Bundamedik Tbk, pengelola RS Bunda mencatatkan saham perdana di  papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 6 Juli 2021.

PT Bundamedik Tbk mencatat saham dengan kode saham BMHS dan saham yang dicatatkan 8.603.416.176. Emiten pengelola rumah sakit ini sebagai perusahaan tercatat ke-24 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2021.

PT Bundamedik Tbk telah mendapatkan izin efektif penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Juni 2021. Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 620 juta saham biasa ke publik dalam rangka penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Mengutip laman pengumuman PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),ditulis Selasa (6/7/2021) saham tersebut ditawarkan dengan nilai nominal Rp 20 setiap saham dengan harga penawaran sebesar Rp 340 per lembar saham.

Dengan demikian, total dana yang akan diraup dari IPO sekitar Rp 210,80 miliar. Dana hasil IPO akan digunakan untuk membeli kembali sisa obligasi perseroan dari Akasya Invesment Limited dan sisanya untuk modal kerja antara lain pembelian obat, alat medis, dan kebutuhan penunjang lainnya.

Bersamaan dengan itu, Perseroan akan menerbitkan saham konversi obligasi kepada Akasya Investments Limited dalam rangka pelaksanaan konversi obligasi.

Berdasarkan perjanjian obligasi, penerbitan berupa 421.416.176 saham biasa atas nama pada tanggal penjatahan dengan harga pelaksanaan Rp 340 setiap saham. Jumlah obligasi yang akan dikonversi adalah sebesar Rp 143,28 miliar.

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 215-K/DIRUT/VI/2021 tanggal 2 Juni 2021 tentang Program Alokasi Saham Pegawai (Employee Stock Allocation atau ESA), Perseroan mengadakan Program ESA dengan jumlah sebanyak 0,25 persen dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum atau sebanyak 1.538.600 saham.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 020- I/SK/DIRKOM/IV/2021 tanggal 8 April 2021 tentang Program Opsi Kepemilikan Saham kepada Manajemen dan Karyawan Kunci (Management and Employee Stock Option Program atau MESOP), Perseroan mengadakan Program MESOP dengan jumlah sebanyak-banyaknya 25.000.000 saham atau sebanyak-banyaknya 0,29 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum dan pelaksanaan konversi obligasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.