Sukses

Lo Kheng Hong Ingatkan Hati-Hati Jika Pindah Investasi ke Aset Kripto

Lo Kheng Hong juga mengimbau seluruh masyarakat untuk selalu berhati-hati saat ingin melakukan investasi aset kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Sering kali dijuluki sebagai Warren Buffett Indonesia, Lo Kheng Hong menjadi salah satu tokoh sukses di pasar modal. Lama berkecimpung di dunia saham, tingginya antusias investor ke mata uang kripto membuat heran pria berusia 62 tahun tersebut.

"Bukan tugas saya menghitung transaksi berkurang karena uang kripto. Ya dia mau pindah ke kripto bukan urusan saya. Paling juga yang pindah ke kripto investor kecil atau milenial. Itu tidak mempengaruhi sebenarnya," ujar Lo Kheng Hong dalam diskusi virtual, ditulis Senin (26/4/2021)

Lo Kheng Hong juga mengimbau seluruh masyarakat untuk selalu berhati-hati saat ingin melakukan investasi aset kripto. Hal ini berkaitan dengan risiko yang harus dihadapi karena tak ada aset nyata yang dimilik investor.

"Menurut saya hati hati kalau pindah ke kripto, menurut saya kalau kita beli saham itu ada perusahaannya. Jadi saya tidak berani menyentuh kripto karena tidak ada aset berwujud yang menyertainya. Kalau saham itu jelas perusahaan, semuanya terlihat. MUI (Majelis Ulama Indonesia) juga sudah menyatakan (kripto) itu haram," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Lo kheng Hong Tak Investasi Bitcoin

Dalam wawancara di akun Instagram @lukas_setiaatmadja, Lo Kheng Hong juga menegaskan tidak mau membeli bitcoin. Lo Kheng Hong menuturkan, harga bitcoin naik terus menjadi rezeki orang lain, tetapi bukan dirinya.

"Saya tidak mau membeli bitcoin meski pun dia naik terus rezeki. Bukan rezeki saya tapi rezeki orang lain, dikutip Sabtu, 24 April 2021. Lo Kheng Hong tidak mau membeli bitcoin lantaran tidak memiliki underlying aset. Hal ini berbeda dengan saham karena ada perusahaan. Perusahaan tersebut memiliki aset dan produksi sesuatu.

"Kalau beli saham ada underlying asetnya ada perusahaan. Ada perusahaan bisa produksi, aset bisa terlihat. Bitcoin underlying asetnya apa? Saya tak pernah beli bitcoin karena tidak ada underlying aset, saya tak berani belinya,” ujar dia.

Lo Kheng Hong optimistis dengan investasi saham. Bahkan saham,menurut Lo Kheng Hong menjadi investasi yang terbaik.

"Biar bitcoin dibeli orang lain itu rezekinya kalau naik. Rezeki buat orang lain saja. Saya masih yakin saham is the best choice bukan bitcoin, saham is the best choice,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.