Sukses

Penjualan Produsen Barang Mewah Louis Vuitton Kembali Bangkit

Produsen barang mewah Louis Vuitton mencatat pendapatan tumbuh 30 persen menjadi 14 miliar euro atau USD 16,7 miliar.

Liputan6.com, Paris - Grup produsen barang mewah LVMH kembali bangkit dari pandemi COVID-19. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan penjualan produsen barang mewah Louis Vuitton yang lebih tinggi pada kuartal I 2021. Hal itu seperti disampaikan perusahaan asal Prancis tersebut.

Perseroan mencatat penjualan tumbuh 30 persen menjadi 14 miliar euro atau USD 16,7 miliar. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan analis di bawah 13 miliar.

Lonjakan penjualan terbesar berasal dari jam tangan dan perhiasan. Pertumbuham hampir 140 persen year on year (YoY). Hal ini seiring perseroan mengintegrasikan perhiasan kelas Tiffany and Co setelah drama pengambilalihan selama berbulan-bulan. Sementara itu, bisnis ritel cenderung menyusut.

“Department store seperti Bon Marche Paris, jaringan kecantikan Sephora dan unit perusahaan perjalanan itu masih terpengaruh oleh pembatasan perjalanan internasional,” ujar LVMH, dilansir dari Channel News Asia, Rabu (14/4/2021).

Perseroan menambahkan, divisi fashion dan barang kulit unggulan seperti Louis Vuitton dan Kenzo membukukan level rekor pendapatan 6,7 miliar euro.

LVMH menyatakan, meski lingkungan bisnis bergejolak, pihaknya siap membangun pemulihan yang diharapkan pada 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapitalisasi Pasar Louis Vuitton Kini Terbesar di Eropa

Sebelumnya, Grup perusahaan barang-barang mewah Prancis, Moët Hennessy Louis Vuitton (LVMH) menjadi perusahaan terbesar di pasar saham Eropa. Menurut data Rabu, 10 Februari 2021, LVMH mampu mengungguli raksasa makanan Swiss, Nestle lantaran penjualan di Asia yang tetap tinggi tahun lalu.

Melansir laman fashionunited.com, Sabtu 12 Februari 2021, kapitalisasi pasar LVMH mencapai 271 miliar Euro (USD 328 miliar dolar) dalam perdagangan tengah hari, menempatkannya di atas Nestle yang mencatatkan 265 miliar Euro.

LVMH terdiri dari produsen barang kulit Louis Vuitton dan grup sampanye dan minuman keras Moet-Hennessy. Selain itu, juga memiliki merek seperti Kenzo, Guerlain, Fendi, Celine, Chaumet, Sephora, dan Bulgari.

Sebelumnya, saham LVMH sempat terpukul pada Februari dan Maret 2020 ketika pandemi COVID-19 mulai merebak. Namun, pada awal November, perusahaan ini bangkit kembali dan mengakhiri 2020 dengan kenaikan hampir 24 persen pada level 510,90 Euro.

Sejak 1 Januari 2021, LVMH telah mencatatkan kenaikan hampir lima persen lebih. Tahun lalu, LVMH mencatatkan 34 persen dari penjualannya di Asia, dibandingkan dengan 24 persen di Amerika Serikat. Louis Vuitton juga berhasil meningkatkan penjualan online karena kunjungan ke berbagai tokonya menurun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.