Sukses

Tesla Bakal Bangun Pabrik di India, Begini Gerak Saham ANTM dan INCO

Tesla akan membangun pabrik di Karnataka, India. Lalu bagaimana dampaknya terhadap harga saham ANTM dan INCO?

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Tesla Elon Musk akan mendirikan unit manufaktur mobil listrik di Karnataka, India. Lalu bagaimana dampaknya terhadap harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO)?

Hal ini mengingat pergerakan saham ANTM mendapatkan sentimen dari rencana investasi Tesla di Indonesia.

Sebelumnya, Tesla dikabarkan akan membangun pabrik mobil listrik di India. “Perusahaan Amerika Serikat Tesla akan membuka unit manufaktur mobil listrik di Karnataka,” dari pernyataan Menteri Negara Bagian Karnataka BS Yediyurappa dikutip dari laman DW, Kamis (18/2/2021).

Pada Januari, pembuat mobil listrik itu menggabungkan Tesla Motors India dan Energy Private Limited di Bengaluru.

Elon Musk telah menggunggah beberapa kali di twitter mengenai keinginan untuk memasuki pasar India. Pada Desember 2020, ia konfirmasi kalau mobil Tesla akan diluncurkan di India pada 2021.

India sangat ingin mengurangi ketergantungan minyak dan polusi tetapi upaya untuk mempromosikan kendaraan listrik terhambat kurangnya investasi di manufaktur dan infrastruktur seperti stasiun pengisian. Lalu otoritas India berencana menawarkan insentif USD 4,6 miliar kepada perusahaan yang mendirikan fasilitas manufaktur baterai canggih.

Lalu bagaimana gerak saham ANTM dan INCO pada Kamis, 18 Februari 2021?

Mengutip data RTI, saham ANTM dibuka turun 50 poin ke posisi 2.700 per saham. Saham ANTM ditutup melemah tipis 0,36 persen pada sesi pertama perdagangan saham ke posisi 2.740 per saham. Saham ANTM sempat berada di level tertinggi 2.820 dan terendah 2.670 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 39.701 kali dengan nilai transaksi Rp 629,7 miliar.

Pada perdagangan kemarin saham ANTM merosot 4,18 persen ke posisi 2.750 per saham. Saham ANTM sempat di level tertinggi 2.890 dan terendah 2.720 per saham. Nilai transaksi Rp 1,2 triliun. Total frekuensi perdagangan 77.947 kali.

Sementara itu, saham INCO koreksi terbatas 0,41  persen ke posisi 6.050 per saham. Saham INCO dibuka stagnan ke posisi 6.075 per saham. Saham INCO sempat di level tertinggi 6.150 dan terendah 5.975 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.892 kali dengan nilai transaksi Rp 54,2 miliar.

Pada perdagangan kemarin saham INCO melemah 2,41 persen ke posisi 6.075 per saham. Saham INCO sempat di level tertinggi 6.325 dan terendah 5.950 per saham. Total frekuensi perdaganan 11.767 kali dengan nilai transaksi Rp 167,2 miliar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG Sesi Pertama pada 18 Februari 2021

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Kamis, (18/2/2021). Investor asing melakukan aksi beli saham selama sesi pertama.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,35 persen atau 21,85 poin ke posisi 6.249,58. Indeks saham LQ45 naik 0,37 persen ke posisi 950,12. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.281,35 dan terendah 6.220,70. Sebanyak 225 saham menguat sehingga mempertahankan IHSG di zona hijau. Sementara itu, 230 saham melemah sehingga menahan pelemahan IHSG. 158 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 771.326 kali dengan volume perdagangan 10,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,6 triliun. Investor asing beli saham sebanyak Rp 317,03 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 13.995.

Sebagian besar sektor saham menghijau dan merah. Sektor saham infrastruktur dan perdagangan masing-masing naik 1,09 persen, dan sektor saham tambang menguat 0,58 persen. Sementara itu, sektor saham industri dasar melemah 0,37 persen, sektor saham manufaktur susut 0,25 persen dan sektor saham barang konsumsi turun 0,22 persen.

Saham-saham yang catat top gainers atau melonjak tajam antara lain saham MARI melonjak 31,15 persen, saham ABBA menguat 26,56 persen, saham UNIT menanjak 25 persen, saham PUDP mendaki 24,62 persen, saham BVIC naik 22,35 persen.

Sementara itu, saham-saham yang melemah tajam atau top losers antara lain saham PLAN turun 9,46 persen, saham PURI tergelincir 6,81 persen, saham HOKI susut 6,79 persen, saham YPAS merosot 6,78 persen dan saham VICO turun 6,74 persen.

Sedangkan saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebanyak Rp 213 miliar, saham TLKM sebanyak Rp 104,3 miliar, saham BTPS sebanyak Rp 50,1 miliar, saham UNTR sebanyak Rp 15,1 miliar, dan saham TBIG sebanyak Rp 13 miliar.

Selain itu, saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham BBCA sebanyak Rp 37,9 miliar, saham ASII sebanyak Rp 32,7 miliar, saham BMRI sebanyak Rp 29,9 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 24,1 miliar, dan saham ICBP sebanyak Rp 9,9 miliar.

Bursa saham Asia cenderung bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,16 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 1,23 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,26 persen dan indeks saham Singapura susut 0,42 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand menguat 0,04 persen, indeks saham Shanghai naik 0,39 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,30 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.