Sukses

RI Surplus US$ 1,3 Miliar, IHSG Turun 42 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 42,65 poin ke level 4.542,73 pada penutupan sesi pertama hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Neraca perdagangan Juli 2015 tercatat surplus US$ 1,3 miliar tidak mampu mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona hijau.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Selasa (18/8/2015), IHSG turun 42,65 poin (0,93 persen) ke level 4.542,73. Indeks saham LQ45 melemah 1,08 persen ke level 768,04. Seluruh indeks saham acuan cenderung tertekan hari ini.

Ada sebanyak 185 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 58 saham menguat dan 60 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 118.075 kali dengan volume perdagangan saham sekitar 2,25 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,06 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham infrastruktur naik 0,15 persen. Sektor saham aneka industri memimpin pelemahan sektor saham terbesar dengan turun 3,18 persen, lalu disusul sektor saham industri dasar susut 2,2 persen, dan sektor saham perkebunan tergelincir 2,17 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing masih mencatatkan aksi jual sekitar Rp 308 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 300 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham EXCL naik 11,15 persen ke level Rp 2.890 per saham, saham TOTO mendaki 3,7 persen ke level Rp 5.600 per saham, dan saham BOLT menguat 6,32 persen ke level Rp 925 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham SRIL turun 5,26 persen ke level Rp 360 per saham, saham ASII melemah 3,5 persen ke level Rp 3.200 per saham, dan saham ASRI tergelincir 3,41 persen ke level Rp 425 per saham.

Badan Pusat Statistik (BPS) ‎melaporkan neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 1,33 miliar pada Juli 2015. Angka tersebut diperoleh dari realisasi kinerja ekspor lebih besar dibandingkan impor di bulan ketujuh ini.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono mengungkapkan, neraca perdagangan Juli 2015 surplus US$ 1,33 miliar memecahkan rekor selama 19 bulan sejak Januari 2014. (Ahm/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.