Sukses

Aksi Jual Bikin IHSG Tersungkur di Zona Merah

Transaksi hari ini dikuasai oleh para trader yang melakukan aksi ambil untung.

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini setelah sempat bergerak di zona hijau pada sesi pertama. Tidak adanya sentimen yang kuat di pasar menjadi alasan volatilitas yang tinggi pada perdagangan di hari ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (6/5/2014), IHSG turun 8,03 poin (0,17%) ke level 4.834,47. Indeks sempat menyentuh angka tertinggi di 4.855,09. Namun juga sempat menyentuh harga terendah di 4.828,64. Indeks saham LQ45 mengalami hal yang serupa, turun 0,22% ke level 817,15.

Sebanyak 152 saham bergerak melemah sehingga menahan penguatan indeks saham. Sementara itu, 135 saham mengalami penguatan tetapi tak bisa membuat indeks ditutup di zona hijau. Adapun 95 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham relatif sepi hari ini. Nilai transaksi perdagangan sahamnya hanya Rp 3,07 triliun. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 145.589 kali dengan volume perdagangan saham 3,72 miliar saham.

Secara sektoral, hampir semua sektor mengalami pelemahan. Hanya dua sektor yang mampu menguat yaitu sektor pertambangan yang menguat 0,96% dan sektor industri dasar yang menguat 0,99%. Pelemahan terbesar dialami oleh sektor consumer good yang melemah 1,12%.

Sepanjang hari ini, sejumlah saham lapis kedua dan ketiga mencetak top gainer. Saham-saham itu antara lain saham TRIL naik 33,90% ke level Rp 79 per saham, saham BSSR mendaki 21,94 ke level Rp 1.890 per saham dan saham SKBM menguat 12,50% ke level Rp 1.350 per saham.

Analis PT Buana Capital, Alfred Nainggolan menjelaskan transaksi pada hari ini memang tidak terlalu besar karena memang tidak terdapat sentimen yang kuat di pasar saham.

"Sepertinya yang bertransaksi pada hari ini adalah para trader," jelasnya kepada Liputan6.com.

Para trader tersebut melakukan aksi beli pada pagi hari sehingga tadi indeks sempat menyentuh ke level 4.855,09 poin. Tetapi karena tidak ada sentimen apapun yang membuat para trader tersebut tetap memegang saham maka mereka melakukan aksi jual di sore hari.

Alfred melanjutkan, pengumuman pertumbuhan ekonomi kemarin juga menjadi salah satu penyebab tingginya volatilitas pada hari ini. Ada dua faktor yang mempengaruhi pasar dari pengumuman pertumbuhan ekonomi kemarin.

Faktor pertama adalah faktor positif yaitu keberhasilan pemerintah mengerem atau memperlambat pertumbuhan ekonomi sehingga akan berdampak positif terhadap neraca perdagangan.

Faktor kedua adalah faktor negatif yaitu tingkat perlambatan pertumbuhan ekonomi terlalu tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi tercatat 5,2%. Angka tersebut jauh di bawah ekspektasi pasar. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini