Sukses

Bursa Asia Tergelincir Hadapi Rilis Data Tenaga Kerja AS

Sebagian besar saham di Asia melemah menyusul aksi para investor menanti rilis laporan jumlah upah tenaga kerja AS di luar sektor pertanian

Liputan6.com, Singapura - Sebagian besar saham di Asia melemah menyusul aksi para investor yang masih menanti rilis laporan jumlah upah tenaga kerja Amerika Serikat di luar sektor pertanian termasuk pegawai pemerintah, pegawai di rumah tangga, dan pegawai yang bekerja pada organisasi LSM atau non profit/nirlaba (non-farm payroll) Amerika Serikat (AS). Saat ini para investor masih menggantungkan pilihannya berdasarkan laba perusahaan.

Mengutip laman Bloomberg, Jumat (2/5/2014), indeks saham MSCI Asia Pasifik melemah tipis 0,1% ke level 137,94 pada perdagangan pukul 9:49 waktu Tokyo.

Sementara indeks saham acuannya juga berpeluang mengalami pelemahan kedua dalam sepekan akibat data manufaktur China yang tidak memenuhi ekspektasi.

Indeks saham Jepang, Topix tercatat melemah 0,1% dan indeks saham Korea Selatan, Kospi tak menunjukkan pergerakan signifikan.

Sementara itu, indeks saham Austaralia S&P/ASX 200 merosot 0,3%, disusul indeks saham Selandia Baru NZX 50 yang juga melemah 0,2%.

Pasar-pasar keuangan di China masih tutup dalam rangka perayaan Hari Buruh Internasional. Sementara merespons aksi May Day, pasar keuangan Hong Kong juga masih belum memulai aktivitas perdagangannya.

"Data non-farm payroll AS yang dirilis hari ini akan menjadi fokus para investor yang tengah mencari arah investasi. Meskipun pendapatan sejumlah perusahaan relatif baik, kecemasan mengenai pertumbuhan ekonomi China masih mengganggu para investor," ungkap pakar strategi di Rivkin Securities, Tim Radford.

Berdasarkan survei Bloomberg pada 94 ekonom, jumlah tenaga kerja AS kemungkinan bertambah sekitar 218 ribu jiwa pada April. Jumlah tersebut naik dari angka 192 ribu pada Maret.

Sebelumnya, Bank Sentral AS (The Fed) yang mengumumkan kembali menari dana stimulusnya mengungkapkan, pasar tenaga kerjanya mengalami peningkatan terbesar di dunia. (Sis/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini