Sukses

Data Pekerjaan Bikin Bursa AS Tumbang

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup turun pada Kamis sore (Jumat) pagi ini.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup turun pada Kamis sore (Jumat) pagi ini, di mana Dow Jones Industrial Average yang sempat mencapai rekor sepanjang 2014 harus anjlok pada perdagangan terakhir.

Ini terjadi sesaat usai adanya klaim pengangguran di AS, sebelum laporan tenaga kerja bulanan pemerintah diumumkan pada Jumat (2/5/2014) ini.

Departemen Tenaga Kerja diprediksi akan melaporkan terjadinya penambahan 215 ribu pekerja pada April, menjadi yang terbesar sejak November 2013, menurut proyeksi ekonom.

Berdasarkan laporan gaji perusahaan swasta menunjukkan jika perusahaan menambahkan lebih banyak pekerja bulan lalu dibandingkan sebelumnya.

Indeks saham The S & P 500 ditutup turun kurang dari 0,1% menjadi 1.883.68 di New York. Indeks The Dow kehilangan 21,97 poin menjadi 16.558,87, sementara indeks komposit Nasdaq naik 0,3%.

Penurunan bursa AS antara lain ditandai dengan anjloknya saham Avon Products Inc sebesar 10% yang memimpin kerugian di Standard & Poor 500 Index ( SPX ).

Saham T -Mobile US Inc masih menguat 8,1% setelah adanya penambahan 1,3 juta pelanggan baru di kuartal terakhir setiap bulan.

Demikian pula saham Sprint naik 2,7% menjadi US$ 8,73.DirecTV naik 4,1 persen menjadi $ 80,76.

Sementara saham perusahaan internet seperti Facebook Inc naik 2,3% menjadi US$ 61,15. LinkedIn Corp awalnya naik 5,1% menjadi US$ 161,22, kemudian turun 2,5%.

Di hari sebelumnya, saham 30 perusahaan tercatat menguat 0,3% mencapai rekor sejak 31 Desember 2013.

"Pasar sebenarnya berlari sedikit bagus, meski setelah muncul angka data-data agaknya akan ada beberapa yang ragu-ragu," ujar Bruce Bittles, Kepala Strategi Investasi berbasis di Milwaukee RW Baird & Co.

Dia menambahkan, selama Fed akan tetap bersahabat dengan pasar maka harga tidak akan naik yang akan menjadi bullish untuk saham.

The S & P 500 membukukan kenaikan 0,6% pada bulan April yang menjadi kemajuan bulanan ketiganya, setelah data ekonomi dilaporkan lebih baik dari estimasi dan hasil perusahaan mengimbangi meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan Rusia perihal Ukraina.

Investor telah menambahkan hampir US$ 10 miliar dana yang diperdagangkan di Bursa Saham AS tahun ini, berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg.

The Federal Reserve kemarin mengatakan akan memangkas stimulus untuk menjaga kecepatan pembelian obligasi dengan momentum keuntungan ekonomi.(Nrm)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini