Liputan6.com, Yogyakarta Mia Yunita menjadi wisudawan termuda yang berhasil menyabet gelar sarjana UGM di usia 20 tahun 1 bulan 9 hari saat rata-rata lulusan program sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari. Selain bangga, Mia yang masuk kuliah di usia 16 tahun dan menyelesaikan kuliah jangka waktu 4 tahun, sempat merasa minder.
“Aku sempat inferior, apalagi setelah mengetahui diterima di FKH UGM, banyak orang yang berekspektasi tinggi. Banyak yang menganggap aku sepintar itu,” ujar Mia Selasa 10 September 2024.
Mia mengaku walau memulai studi di UGM dengan usia relatif muda dibanding rekan mahasiswa lainnya, Ia dapat mengimbangi tempo belajar dan aktivitas teman-teman yang lain. Bahkan sejak ia duduk di bangku SMP, Mia sudah terbiasa mengerjakan tugas, ujian, dan pekerjaan rumah yang padat.
Advertisement
Baca Juga
Ditambah lagi, ia harus bisa mengejar materi dalam waktu 2 tahun ketika mengikuti program akselerasi di SMA. Hal itu membuatnya terbiasa dan tidak kaget dengan tugas-tugas kuliah di UGM.
Menurutnya, cara lulus sarjana UGM termuda ini dengan menikmati proses belajar tidak hanya di perguruan tinggi tapi ia lakukan sejak jenjang SMP, SMA. Mia memutuskan untuk mengikuti program akselerasi saat itu sebab, ia menyukai dan tertarik dengan hal-hal yang dianggap unik.
“Saya tidak keberatan ketika harus menghabiskan banyak waktu untuk menyusun laporan praktikum sambil mencari materi lain yang belum diajarkan. Sehingga saya bisa belajar lebih dalam tentang bidang yang saya tekuni,” katanya.
Teknik belajar yang ia terapkan agar dapat lulus tepat waktu, adalah dengan teknik pomodoro, yaitu belajar atau mengerjakan sesuatu selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit. Teknik ini ia lakukan secara berulang sampai 3 jam. Selain itu, lingkungan dan suasana yang nyaman sangat penting untuk meningkatkan fokus belajar.
“Sebelum belajar, saya merapikan meja belajar, mengatur suhu ruangan, menyiapkan cemilan, dan menjauhkan ponsel dari meja agar tidak mudah terdistraksi,” katanya.
Tak Hanya Prestasi Akademik
Tidak hanya unggul di bidang akademik, Mia juga memperkuat relasi antarmahasiswa lewat organisasi dan kepanitiaan, Mia pernah menjadi mentor mahasiswa baru di Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Vetebrae UGM 2021. Mia juga tergabung sebagai Liaison Officer di acara Musyawarah Kerja Nasional yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) di UGM.
Soal lulus sarjana UGM tepat waktu 4 tahun, Mia memberikan tips tentang cara belajar yang efektif dengan metode menghafal. Sejak kuliah, ia mulai menghafal dengan cara meninjau ulang catatan senior atau materi yang diberikan oleh dosen, lalu barulah ia menggarisbawahi unsur-unsur terpenting dari materi tersebut untuk kemudian dihafalkan.
“Keingintahuan adalah hal penting untuk mempertahankan semangat berkuliah. Dengan itu, mahasiswa dapat menggali ilmu sebanyak-banyaknya,” ujar wisudawan pada 28-29 Agustus lalu.
Advertisement