Sukses

Intensitas Hujan Tinggi, Garut Kembali Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun sejumlah rumah serta jalan di Garut telah terkena dampak bencana.

Liputan6.com, Garut - Kabupaten Garut, Jawa Barat kembali berstatus siaga bencana, di tengah ancaman bencana alam terutama banjir, longsor, dan pergerakan tanah seiring tingginya intensitas hujan saat ini.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Aah Anwar Saepuloh, menyatakan masuknya musim hujan sejak Januari lalu, membuat ancaman hidrometeorologi tak terelakkan. “Ada 27 kecamatan yang masuk kategori rawan bencana", ujar Aah, Senin (4/3/2024).

Menurutnya, ancaman bencana alam seperti banjir, longsor, dan pergerakan tanah, nyaris terjadi di seluruh wilayah Garut. Baik di utara, tengah hingga wilayah selatan meskipun dengan intensitas yang berbeda.

“Memang tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Namun sejumlah rumah serta jalan telah terkena dampak,” ujar dia.

Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan selama musim hujan berlangsung, hampir seluruh wilayah di Kabupaten Garut terkena dampak bencana hidrometeorologi.

“Spot-spotnya memang masih kecil tidak masuk kepada kategori bencana daerah, dan korban juga sampai saat ini tidak ada korban jiwa,” tambahnya.

Upaya antisipasi dan penanganan bencana alam ujar dia, tidak hanya tanggung jawab pemerintah semata, namun semua pihak agar ancaman bencana bisa ditanggulangi sejak dini.

“Berbagai upaya telah kita lakukan untuk mengantisipasi ancaman bencana, termasuk dengan program Kecamatan Tangguh Bencana,” ujarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Deklarasi Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana)

Untuk mengantisipasi hadirnya ancaman bencana alam yang terjadi setiap saat, Pemda Garut mendeklarasikan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) Tahun 2024.

Pj. Bupati Garut, Barnas Adjidin, mengatakan Kabupaten Garut memiliki potensi alam yang melimpah, namun banyak menyimpan resiko bencana alam. “Tentu ini harus disikapi dengan profesional,” ungkapnya.

Untuk mengetahui daerah mana yang menjadi prioritas mitigasi bencana, ia meminta dinas teknis terkait, melakukan pemetaan daerah mana saja yang harus mendapatkan perhatian pemerintah.

“Kita harus melakukan langkah-langkah yang cepat, tepat, dan tuntas,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini