Sukses

Ribuan Unit Blue Bird Sudah Gunakan BBG, Ini Alasannya

Blue Bird menjadi salah satu perusahaan transportasi yang menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) ke ribuan armadanya.

Liputan6.com, Palembang - Penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) kini sudah mulai menjamur, terutama ke kendaraan umum seperti taksi, bajaj, angkot dan Trans Jakarta yang berdampak pada penghematan bahan bakar.

PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) selaku bagian dari Subholding Gas Pertamina menjadi penyedia layanan GasKu. Yakni BBG yang memiliki green performance, yang menjadi alternatif energi ramah lingkungan bagi kendaraan.

Salah satu perusahaan transportasi yang sudah menggunakan BBG ke armadanya adalah Blue Bird. Bahkan tercatat sejak 2017 lalu, Blue Bird memiliki komitmen berkelanjutan yakni ‘Blue Bird 5030’, untuk mengurangi 50 persen emisi gas hingga 2030 mendatang.

Astu Rahindo selaku VP Teknik Blue Bird Group mengatakan, BBG sudah dipasang di 3.200 unit armada Blue Bird, atau sekitar 25 persen dari total armada Blue Bird.

Armada Blue Bird juga menggunakan teknologi terbaik untuk dual fuel atau switch dari BBM ke BBG, sehingga lebih fleksibel.

"Yang kami fokuskan adalah perbaikan lingkungan, karena dampak terhadap lingkungan cukup besar. Dari emisi yang keluar dari pemakaian gas dibandingkan kendaraan biasa sekitar 60 persen (lebih rendah), karena karbon lebih sedikit dan polutan lain berkurang, sehingga lebih ramah lingkungan,” ujarnya, Selasa (27/2/2024).

Jika memakai gas, pembakaran juga lebih baik karena oktannya lebih tinggi. Untuk mengenai keamanan, armada Blue Bird sudah dilengkapi dengan perlengkapan safety yang sangat baik.

Bahkan tahun 2024 ini, Blue Bird akan merencanakan penambahan 500 armada secara bertahap. Di mana, mereka juga akan mengikuti perkembangan GasKu dan simultan dengan program-program pemerintah serta terus mengoptimalkan pemanfaatan BBG di masa transisi menuju New Renewable Energy.

Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah berujar, Gagas mendukung dengan program Holding Migas Pertamina dalam menyediakan semua energi mulai dari fosil fuel, hingga bahan bakar gas yang efisien serta rendah emisi.

BBG bersumber dari dalam negeri sekaligus dapat menyumbang peran terhadap pengurangan emisi karbon. Pemanfaatan BBG tidak berkompetisi, namun berjalan bersisian dengan bahan bakar lainnya.

“Benefit lain menggunakan gas adalah menyediakan alternatif energi tanpa menambah kuantitas kendaraan, karena hanya perlu dipasang konverter yang sudah ada,” ungkapnya.

Gagas terus mengembangkan infrastruktur bahan bakar gas, untuk mendukung pemenuhan energi yang ramah lingkungan untuk mencapai NZE tahun 2060. Salah satunya pengurangan emisi dari kendaraan bermotor, di mana emisinya sekitar 25 persen hingga 35 persen lebih rendah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.