Sukses

Cara BI Bengkulu Bawa UMKM Lokal Mendunia Lewat 'Kopren'

BI Bengkulu sejak tahun 2016 secara terus menerus melakukan pembinaan beberapa potensi UMKM lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam kapasitas menjaga stabilitas ekonomi

Liputan6.com, Bengkulu - Banyak cara dilakukan guna meningkatkan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) supaya bisa naik kelas dan didorong untuk menjangkau pasar dunia. Salah satunya dilakukan oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu. Dengan program "Kopren" atau singkatan dari Kopi dan Gula Aren.

BI Bengkulu sejak tahun 2016 secara terus menerus melakukan pembinaan beberapa potensi UMKM lokal yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam kapasitas menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan inflasi daerah. Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu sendiri pada Triwulan IV 2023 tercatat sebesa4,75 persen lebih tinggi dari Triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu 3,97 persen dengan angka inflasi sebesar 0,12 persen.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Dhita Aditya Nugraha mengatakan, Intervensi yang dilakukan BI dengan cara terlibat langsung pada dua UMKM "Kopren" yaitu usaha Kopi Alam Lestari di Desa Sindang 4 Suku Menanti Kecamatan Sindang Dataran dan usaha Gula Semut Sari Aren Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong.

"Pendampingan, Bimtek hingga bantuan peralatan modern kami lakukan untuk mendorong produk unggulan berpotensi ekspor," jelas Aditya di Bengkulu Rabu (21/2)

Para pelaku UMKM Bengkulu juga dibekali innovasi dalam proses produksi, pengemasan hingga pemasaran dengan memanfaatkan teknologi sesuai perkembangan zaman. Tidak hanya memasarkan produk melalui website, mereka juga mampu menerobos pemasaran melalui akun sosial media Instagram dan TikTok. Bahkan saat ini sudah tercatat sebagai produk yang dipasarkan melalui aplikasi Bukalapak dan Shopee.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mimpi Supriadi Bawa Kopi Sintaro Mendunia

Angin semilir berhembus pelan disertai rintik gerimis dan awan kelam menggelayut di Desa Sindang 4 Suku Mmenanti Kecamatan Sindang Dataran Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu pada Senin 19 Februari 2024. Supriadi (62) sang pemilik rumah produksi Kopi Alam Lestari bersama Pak Kepala Desa Jumari menyambut kedatangan serombongan jurnalis ekonomi yang diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia PProvinsi Bengkulu.

Perjalanan berat melalui jalur darat selama lebih dari 4 jam seketika sirna dengan keramahan warga Sindang 4 Suku Menanti yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa yang merantau melalui program Transmigrasi. Aroma Kopi Khas Robusta langsung menusuk hidung ketika kami memasuki pelataran dan beristirahat di teras rumah Supriadi yang berhadapan langsung dengan hamparan kebun kopi.

"Silahkan dinikmati, Kopi Sintaronya mau pakai gula silahkan ditambah sesuai selera," ujar istri Supriadi sambil menyorongkan penganan khas lokal.

Supriadi bersama pak Kades langsung mengajak kami melihat rumah jemur pengolahan biji kopi paska panen yang berada tepat disebelah rumahnya. Ada 2 rumah jemur berukuran 10x20 meter yang berdiri kokoh lengkap dengan lantai jemur bertingkat di sekeliling ruangan.

"Satu ruang khusus untuk penjemuran biji kopi petik merah, satu lagi untuk kopi asalan," ungkap Supriadi.

Dia juga dengan sigap dan lugas menjelaskan ruang demi ruang yang ada dibelakang rumahnya mulai dari proses sortase atau pemilahan biji, mmesin pemanggangan atau "roasting" mesin penggilingan hingga proses pengemasan kopi yang di "Branding" dengan nama Kopi Alam Lestasi.

Ketika ditanya kenapa Alam Lestari, karena dia ingin mengajak penikmat kopi membayangkan suasana alam Desanya yang berada di ketinggian leboh dari 1.000 meter dari permukaan laut. Dengan kelembaban, suasana hijau hamparan kopi yang dijaga atau dilestarikan dengan mempertahankan pemandangan hijau pada ketinggian lebih dari 1.000 Mdpl.

Supriadi saat ini bersama warga desa Sindang 4 suku menanti membentuk kelompok tani dan memproduksi Kopi olahan dengan standarisasi yang diterapkan berdasarkan pengetahuan yang didapatinya melalui berbagai pelatihan. Saat ini mereka mengelola sebagian kecil saja biji kopi hasil desanya. Tidak kurang dari 200 kilogram kopi siap seduh maupun biji kopi kering hijau (greenbeans) yang tercatat melalui pengiriman keluar dari desanya.

Diceritakannya, bangkitnya usaha kopi Lestari pasca covid dua tahun lalu, tidak terlepas karena sudah menjadi UMKM Binaan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2018 BI memberikan pelatihan, pendampingan hingga bantuan seperti mesin roasting, mesin pulper (pengupas kulit buah kopi) dan mesin penghalus atau huller.

“Dalam kondisi normal bisa kirim lebih dari 200 kilogram kopi setiap bulan, Jika panen raya tiba kita bisa kirim 600 kilogram hingga 2 ton setiap bulan jenis kopi robusta petik merah,” ujar Supriyadi.

tidak hanya pasar lokal, mereka juga sudah menerobos 2 negara tujuan yaitu Malaysia dan Prancis.

Kopi Alam Lestari juga tercatat sebagai juara kedua pada Festival Kopi Nusantara yang dikemas dalam Jakarta Kretaif Festival (JAKREATIFEST) 2022 yang diselenggarakan Bank Indonesia Perwakilan Jakarta.

3 dari 3 halaman

Nilai Tambah Gula Aren

Selain melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha Kopi, Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu juga membina dan mendorong pelaku usaha Gula Aren untuk meningkatkan nilai tambah dan menaikkan harga jual di tingkat petani melalui innovasi produksi Gula Semut kemasan. UMKM yang dibina BI Bengkulu adalah "SariAren" yang terletak di Desa Air Meles Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indoensia Dhita Aditya mengatakan, UMKM Sari Aren merupakan pemenang “Lomba Bangga Buat Indonesia/Bangga Berwisata Di Indonesia (BBI/BBWI)” Tahun 2023 dan juga peserta pameran UMKM di Malaysia yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Bengkulu.

“UMKM Sari Aren terus mengembangkan diri, gula semut Sari Aren sudah dikenal di Seluruh Indonesia hingga Malaysia.Kita Targetkan UMKM Sari Aren tembus pasar internasional,” Ujar Dhita Aditya.

Suparmanto, pemilik UMKM "Sari Aren" menjelaskan, produksi gula semut setiap harinya mencapai 500 Kg dalam bentuk gula kristal dan saat ini omsetnya sudah mencapai 120 juta rupiah per bulan.

Untuk mendapatkan produk gula semut kualitas premium, Sari Aren bekerja sama dengan 60 petani aren untuk menjadi pemasok bahan baku gula aren dengan tipe gula aren yang warna merah bata atau kuning.

“Produk unggulan yang sudah beredar adalah, Sari Aren Original, Kopi Gula Aren, Jahe Gula Aren, Serta Gula Aren Cair,” ujar Suparmanto.

Pola pemasaran agar produknya agar dikenal masyarakat luas di era digital saat ini adalah dengan memanfaatkan media sosial, website dan aplikasi pemasaran seperti Bukalapan dan Shopee. Masyarakat bisa melihat produk Sari Aren Gula Semut tanpa harus datang ke Bengkulu. serta provinsi tetangga.

Kisah sukses Sari Aren hingga berkembang seperti saat ini karena peran Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu melalui program UMKM Binaan. Sejak tahun 2018, Bank Indonesia telah memberikan bantuan mulai dari rumah produksi dan pelatihan secara berkala, serta pemasaran secara online melalui media sosial dan E-commerce.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.