Sukses

BMKG Bandung Sebut Angin Kencang di Rancaekek sebagai 'Small Tornado'

Sementara tornado merupakan fenomena dengan kecepatan angin lebih dari 70 km/jam.

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Bandung menyatakan, kecepatan angin kencang yang terjadi daerah Rancaekek, Kabupaten Bandung, mencapai 36,8 km/jam. Kejadian Rancaekek disebut sebagai Small Tornado atau angin puting beliung.

Hal tersebut disampaikan Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, secara tertulis kepada wartawan, Kamis, 22 Februari 2024.

"Kejadian kemarin sore, kecepatan angin tercatat di AAWS Jatinagor: 36.8 km/jam," katanya.

Teguh menjelaskan, angin puting beliung merupakan kejadian fenomena alam berupa kejadian angin yang berputar dengan kecepatan kurang 70 km/Jam. Sementara tornado merupakan fenomena dengan kecepatan angin lebih dari 70 km/jam.

"Sedangkan tornado lebih dari 70 km/jam," katanya. "Puting beliung itu adalah Small Tornado. Jadi kalau masyarakat di Indonesia small tornado sering disebut puting beliung," imbuhnya.

Sebelumnya, kejadian angin kencang yang melanda Kabupaten Bandung dan Sumedang itu dinilai identik dengan angin tornado yang biasa terjadi di Amerika Serikat. Anggapan ini disampaikan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Erma Yuliastian.

Dalam penjelasannya, Erma di antaranya melihat kejadian angin kencang Rancaekek dari aspek struktur atau bentuk angin kencang, durasi hingga efek.

Secara struktur, tornado Rancaekek dinilai mirip dengan tornado di Amerika Serikat. Angin tersebut membentuk spiral disertai turunnya gumpalan awan menyerupai bentuk corong.

"Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99 persen," kata Erma lewat cuitan di akun X, dikutip Liputan6.com, Kamis (22/4/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Daya Rusak yang Kuat

Selain itu juga soal durasi. Dalam kasus puting beliung yg biasa terjadi di Indonesia, kata Erma, kejadiannya biasanya berlangsung hanya sekitar 5-10 menit. Tornado Rancaekek diperkirakan lebih lama dari waktu tersebut.

"Ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021," katanya.

Selain itu, efek yang timbul akibat tornado juga diperkirakan bisa lebih merusak, sebab kekuatan angin tornado lebih tinggi serta memiliki radius lebih luas dari angin puting beliung.

"Efek tornado beda dengan puting beliung. Tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam," katanya.

Meski demikian, kata Erma, tim periset dari BRIN akan melakukan investigasi terkait kejadian di Rancaekek.

"Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini (21/2). Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama ini," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.