Sukses

Apa Itu Erotomania? Kenali Gejala dan Penyebabnya

Istilah Erotomania baru-baru ini viral dibahas di media sosial. Istilah tersebut merupakan istilah medis untuk gangguan kesehatan mental.

Liputan6.com, Bandung - Baru-baru ini warganet di media sosial ramai membahas istilah medis yang dijuluki “Erotomania”. Diketahui Erotomania merupakan sebuah gangguan kesehatan mental yang langka.

Melansir dari Medical News Today Erotomania merupakan kondisi dimana seseorang memiliki keyakinan delusi bahwa orang lain jatuh cinta padanya. Keyakinan tersebut terus mereka yakini meski ada bukti jelas yang menentangnya.

Obyek khayalan cinta seseorang seringkali adalah seorang selebritas atau orang yang mempunyai status sosial yang lebih tinggi. Selain itu, perasaan yang mereka miliki tersebut pada nyatanya merupakan sebuah delusi.

Bahkan, dalam kebanyakan kasus yang terjadi seseorang yang mengidap gangguan ini belum pernah bertemu dengan orang yang dianggap menyukainya. Sehingga, Erotomania termasuk dalam gangguan kesehatan mental pada manusia.

Diketahui kondisi erotomania lebih sering menyerang wanita daripada pria dan bisa muncul secara tiba-tiba dan gejalanya juga sering kali berlangsung lama. Sementara itu, kondisi erotomania juga terkadang disebut dengan sindrom De Clerambault.

Nama sindrom De Clerambault sendiri diambil dari nama psikiater asal Prancis yang pertama kali menggambarkannya sebagai kelainan berbeda pada tahun 1921. Kondisi erotomania sering kali berhubungan dengan gangguan kejiwaan lain, tetapi juga bisa terjadi dengan sendirinya.

Kondisi erotomania mungkin merupakan gejala penyakit kejiwaan lain misalnya skizofrenia, gangguan skizoafektif, gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik, gangguan bipolar, atau penyakit Alzheimer. Kondisi erotomania juga satu jenis dengan gangguan delusi dan jenis lainnya termasuk delusi penganiayaan, kemegahan, atau kecemburuan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa Penyebab Kondisi Erotomania?

Seperti dijelaskan sebelumnya, penyebab dari erotomania bisa jadi karena beberapa gangguan kesehatan mental lainnya atau muncul secara tiba-tiba. Erotomania juga mungkin merupakan gejala dari penyakit kejiwaan lainnya termasuk skizofrenia, gangguan skizoafektif, penyakit Alzheimer dan lain-lain.

Sementara itu laporan kasus menunjukkan bahwa jaringan media sosial juga dapat memperburuk atau bahkan memicu keyakinan delusi yang terkait dengan kondisi erotomania.

Media sosial menghilangkan beberapa hambatan antara orang-orang yang tidak dikenal dan dapat dengan mudah untuk mengamati, menghubungi, menguntit, dan melecehkan orang-orang yang sebelumnya tidak dapat diakses sama sekali.

Pasalnya platform di media sosial juga dapat mengurangi privasi dan membuat perilaku menguntit menjadi lebih muda. Melalui beberapa penelitian juga menunjukan bahwa delusi bisa berkembang sebagai cara untuk mengelola stres atau trauma ekstrem.

Selain itu, genetika juga bisa memberikan kontribusi pada perkembangan gangguan delusi.

3 dari 4 halaman

Gejala Erotomania

Melansir dari Medical News Today ada beberapa gejala yang bisa terjadi pada seseorang yang mengalami kondisi erotomania. Salah satu gejala utamanya adalah keyakinan seseorang yang tegas dan delusi bahwa orang lain jatuh cinta kepadanya.

Kemudian perilaku yang terkait dengan erotomania terdiri dari upaya terus-menerus melakukan kontak melalui penguntitan, komunikasi tertulis,  atau perilaku pelecehan lainnya.

Selain itu penderitanya juga merasa yakin bahwa obyek kasih sayang adalah dengan mengirimkan kembali pesan-pesan rahasia, pribadi, dan penegasnya. Biasanya keyakinan tersebut dipicu oleh orang yang menjadi sasarannya dan memberitahukan bahwa perhatian tersebut tidak diinginkan

Pada kondisi tertentu penderita erotomania bisa menimbulkan ancaman kepada obyek kasih sayang mereka.

4 dari 4 halaman

Bagaimana Penanganan Erotomania?

Untuk mengobati gangguan delusional mungkin akan sulit dilakukan karena penderitanya tidak mungkin atau bahkan tidak mampu menyadari bahwa keyakinannya tidak berdasar. Hanya sedikit orang yang terkena kondisi tersebut mau mencari pengobatan atas kemauannya sendiri.

Meskipun sulit seseorang yang menjalani pengobatan bisa berhasil dengan melakukan tetapi. Namun perawatannya sendiri harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang yang terkena kondisi tersebut.

Melansir dari Medical News Today prioritasnya harus fokus kepada pemeliharaan fungsi sosial, meminimalkan risiko perilaku bermasalah, dan meningkatkan kualitas hidup penderita yang terdampak.

Mungkin juga bermanfaat untuk memberikan pelatihan keterampilan sosial serta memberikan bantuan praktis dalam menangani masalah apapun yang berasal dari erotomania.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.