Sukses

Tampung Pengungsi Rohingya, YARA Siapkan Lahan 12 Hektare

Sebuah lembaga advokasi di Aceh telah menyiapkan lahan seluas 12 hektare telah disiapkan di Gampong Ateuk, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar guna menampung pengungsi Rohingya.

Liputan6.com, Aceh Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin, menyatakan bahwa lembaga itu telah menyiapkan lahan yang siap untuk menampung pengungsi Rohingya di Aceh. Pernyataan ini dilontarkan seiring gelombang penolakan terhadap pengungsi Rohingya yang semakin meluas di Aceh.

Lahan seluas 12 hektare itu, kata Safaruddin, berada di Gampong Ateuk, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar. Namun, untuk dapat digunakan, lahan kosong tersebut memerlukan penetapan sebagai lokasi penampungan resmi oleh Pemerintah Aceh Besar.

"Pemerintah Aceh Besar tidak perlu menyewa ataupun membayar lokasi tersebut,” ujar Safaruddin, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Rabu (27/12/2023).

Safaruddin berharap pemerintah setempat mengakselerasi penetapan lahan tersebut untuk ditempati pengungsi. Hal ini mengingat penolakan yang semakin massif terhadap pengungsi Rohingya di Aceh.

YARA telah melayangkan surat kepada Pj Bupati Aceh Besar, M. Iswanto untuk mengutarakan keinginan lembaga itu menampung pengungsi sementara waktu. Tempat penampungan ini, kata Safaruddin, bisa digunakan selagi menunggu rumah detensi dari kantor imigrasi sebagaimana diatur dalam pasal 24 Perpres No. 125 tahun 2016 tentang Penanganan Pengunsi dari Luar Negeri.

Sebagai informasi, sejak November lalu, sejumlah perahu membawa pengungsi mendarat di kawasan pantai provinsi paling utara tersebut. Sebanyak 1.684 pengungsi tersebar di sejumlah lokasi penampungan di Aceh.

Penolakan demi penolakan terus berlangsung sejak November berbalut demonstrasi dan lainnya terus terjadi. Teranyar, aksi demonstrasi melibatkan mahasiswa yang terdeteksi berasal dari beberapa kampus, seperti Al Washliyah, Abulyatama, Bina Bangsa Getsempena, dan Universitas Muhammadiyah. 

Aksi pada Rabu (27/12/2023) itu, menyasar pengungsi yang ditempatkan di basemen Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA). Mahasiswa mendesak masuk ke tempat pengungsi berkumpul, di mana sejumlah pengungsi sedang salat zuhur berjamaah, serta mempertontonkan keberingasan sehingga banyak pengungsi yang menangis ketakutan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.