Sukses

Warga Bekasi Andalkan Fogging untuk Cegah DBD, Wolbachia Baru Sosialisasi

Penyebaran nyamuk Wolbachia untuk penanganan DBD, belum diimplementasikan di Kota Bekasi, Jawa Barat, meski kasusnya mengalami tren kenaikan di sepanjang 2023

Liputan6.com, Bekasi - Penyebaran nyamuk Wolbachia untuk penanganan DBD, belum diimplementasikan di Kota Bekasi, Jawa Barat, meski kasusnya mengalami tren kenaikan di sepanjang 2023. Saat ini penanganan dari dinas terkait masih berfokus pada pemberantasan sarang nyamuk (PSN), Jumantik hingga fogging.

Salah satunya di wilayah Duren Jaya, Bekasi Timur, yang gencar melakukan fogging untuk memberantas jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD. Penyebaran kasus DBD di wilayah tersebut memang terbilang cukup tinggi.

"Memang beberapa waktu lalu ada warga yang terkena DBD, dan kami mengadakan fogging agar tidak terulang kembali di wilayah kami," kata Ketua RT 06 RW 03 Duren Jaya, Adil Sinulingga saat ditemui di sela-sela fogging, Minggu (24/12/2024).

Adil menyebut wilayah RW 03 Duren Jaya termasuk kategori permukiman padat penduduk. Untuk RT 06 sendiri tercatat ada 315 KK, yang terdiri dari 40 persen penghuni tetap dan 60 persen pengontrak.

Kondisi permukiman yang padat diketahui rentan dengan wabah penyakit, termasuk DBD. Karena itu Adil kerap mengimbau warganya agar selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan untuk mencegah penyebaran DBD.

"Makanya di momen sekarang kita juga menggiatkan fogging dan membersihkan lingkungan. Dan untuk mengantisipasi mungkin menjaga kebersihan dan selalu memakai masker," ujarnya.

Sementara Koordinator Program DBD Puskesmas Duren Jaya, Ali Wahyudi mengatakan pihaknya sejauh ini sudah melakukan program pencegahan DBD secara fisik, di antaranya pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan gerakan satu rumah satu Jumantik (juru pemantau jentik).

"Kalau fogging itu kan alternatif terakhir untuk memberantas DBD. Lebih utama adalah pencegahan secara fisik dengan cara memberantas jentik nyamuk, itu dimulai dari rumah, tempat ibadah atau kantor kita sendiri. Contoh, tempat yang ada jentik nyamuknya, kita langsung buang dan jangan dibiarkan berlama-lama," jelas Ali.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebaran Nyamuk Wolbachia Masih Sebatas Sosialisasi

Menurutnya, Duren Jaya termasuk wilayah yang memiliki kasus DBD cukup tinggi. Sepanjang 2023 tercatat sebanyak 42 kasus DBD, dengan mayoritas pasien usia anak.

"Termasuk penyakit ISPA juga, mungkin hampir setiap RW ada, seperti batuk flu, itu dominan ada di setiap warga," ungkapnya.

Terkait penanganan DBD dengan penyebaran nyamuk Wolbachia, Ali mengaku masih sebatas sosialisasi kepada masyarakat dan belum tahu kapan akan dilaksanakan.

"Baru sosialisasi, kan memang dari Kemenkes. Baru memperkenalkan jenis nyamuk itu ke masyarakat," akunya.

Mengingat masih tingginya penyebaran DBD terutama di musim penghujan, Ali mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan rumah serta lingkungan tempat tinggal.

"Jagalah kesehatan, kuatkan antibodi dengan makanan sehat dan bergizi, jangan lupa gunakan masker kalau sedang keluar rumah," imbuhnya.

Penyebaran nyamuk Wolbachia untuk penanggulangan DBD, tengah menuai pro kontra. Banyak warga di sejumlah daerah yang menolak program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu. Pasalnya, warga tak pernah diberitahu risiko dari penyebaran nyamuk Wolbachia tersebut.

Nyamuk Wolbachia sendiri diketahui merupakan nyamuk Aedes Aegypti yang disuntikkan bakteri Wolbachia. Bakteri ini diklaim dapat mencegah replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.