Sukses

Sebar Ratusan Ribu Telur Nyamuk, Pemkot Bandung Klaim Program Wolbachia Aman Sampai 30 Tahun

Masyarakat diminta agar tidak khawatir terkait program nyamuk wolbachia. Program tersebut diklaim telah teruji.

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota Bandung disebut telah menyebarkan ratusan ribu telur nyamuk wolbachia sebagai upaya menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian menyampaikan bahwa kini telur wolbacia itu sudah disebar di Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung, mencapai 123.000 - 154.000 telur yang ditempatkan dalam 308 ember.

"Program Wolbachia ini, untuk mencegah terjadi peningkatan kasus DBD di Kota Bandung," kata Anhar, dalam keterangannya di Bandung kahir pekan lalu (25/11/2023).

Anhar melanjutkan, program ini akan melewati beberapa fase. Yakni, fase penyebaran nyamuk berlangsung selama 6 bulan, lalu fase dampaknya sekitar 1 sampai 2 tahun kemudian.

"Kami bersama dengan Kemenkes, UGM dan pihak terkait evaluasi terkait program nyamuk wolbachia. Peneliti dari UGM, Prof. Adi Utari yang meneliti terkait nyamuk wolbachia sejak 12 tahun yang lalu. Kemudian diujicobakan dan diimplementasikan di 2 kota di Yogyakarta ternyata tingkat keberhasilannya luar biasa tingkat DBD nya turun 70 persen, permintaan foging di masyarakat turun 84 persen," kata Anhar.

Masyarakat diminta agar tidak khawatir terkait program nyamuk wolbachia. Program tersebut diklaim telah teruji. Dari hasil analisis risiko yang dilakukan, aku Anhar, program tersebut terbukti aman sampai 30 tahun mendatang.

"Kemenkes juga membentuk tim analisis risiko yang digawangi 24 profesor dari berbagai universitas dan berbagai keilmuan, hasilnya program nyamuk wolbachia dinyatakan aman dan telah diterapkan di 14 negara," ujarnya.

"Analisis risiko yang dilakukan Prof. Damayanti Bukhori beserta Kemenkes menyebutkan sampai 30 tahun kemudian program ini aman. Kami berkeyakinan program nyamuk wolbachia ini aman dan di harapankan menurunkan kasus DBD," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

1.281 Kasus DBD

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat ada sebanyak 1.281 kasus demam berdarah dengue atau DBD dalam periode Januari-Juli 2023. Jumlah itu diklaim lebih rendah dari tahun 2022 yang mencapai 5.205 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, Ira Dewi Jani menilai, tren kasus yang menurun ini turut dipengaruhi cuaca. Dalam rangka penanganan kasus DBD, Pemkot Bandung menerapkan inovasi bakteri wolbachia mulai Oktober 2023.

Ira menjelaskan, mekanisme inovasi ini, telur nyamuk Aedes aegypti akan disuntikkan bakteri wolbachia, kemudian menetas menjadi nyamuk dewasa. Jika nyamuk tersebut menggigit pengidap virus dengue, maka virus yang dihisap nyamuk akan mati dengan bakteri wolbachia. 

Sehingga nyamuk Aedes aegypti tersebut tidak akan bisa menyebarkan virus dengue lagi ke tubuh manusia.

Ira menyebut, kota pertama yang mengimplementasikan inovasi ini adalah Yogyakarta. Dari penelitian dan implementasi wolbachia di Jogjakarta, kasus DBD bisa turun sampai 70 persen. 

Sedangkan, Kota Bandung termasuk daerah endemis DBD dan kasusnya juga cukup tinggi. Kementerian Kesehatan mengeluarkan keputusan, jika Kota Bandung merupakan 1 dari 5 kota pilot project untuk implementasi penanggulangan DBD dengan berbasis teknologi wolbachia.

"Kecamatan Ujungberung dipilih sebagai pilot project wolbachia," ungkapnya.

"Jangan takut kalau bakteri wolbachia akan masuk ke tubuh manusia. Ukuran bakteri tersebut lebih besar daripada moncong nyamuk. Sehingga saat nyamuk menggigit manusia, bakteri wolbachia tidak akan masuk ke dalam tubuh," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.