Sukses

Kerja Ikhlas Imam Mukhlas, Kelola Sampah Jadi Berkah

Saat anak muda seusianya fokus mengejar karier dan bercita-cita jadi orang kaya sebelum usia 50 tahun, Imam Mukhlas malah bejibaku dengan sampah.

Liputan6.com, Bojonegoro - Saat anak muda seusianya fokus mengejar karier dan bercita-cita jadi orang kaya sebelum usia 50 tahun, Imam Mukhlas malah berjibaku bekerja ikhlas mengelola sampah. Di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Mukhlas membentuk bank sampah. Kerja keras itu mulai membuahkan hasil, selain lingkungan bersih, warga juga bisa memperoleh penghasilan tambahan dari kehadiran bank sampah.

"Bank sampah ini saya rintis tahun 2016. Taglinenya 'Nabung Sampah untuk Bayar Pajak'. Pajak di sini adalah Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang dibayarkan setahun sekali," ungkap Imam Mukhlas dalam acara dialog yang digelar Pertamina EP Cepu di ballroom hotel di Yogyakarta, Minggu (24/9/2023).

Ide itu kemudian disebarkan ke pemerintah desa dan ke ibu-ibu para perempuan jemaah pengajian setempat. Sampah-sampah yang dikumpulkan kemudian dipilah, antara sampah plastik dan organik. Selanjutnya sampah plastik diolah menjadi Bahan Bakar Alternatif (BBA), sampah organik menjadi pakan maggot BSF dan lele, dan yang tidak bisa diolah dijual di tukang rongsok.

"Awalnya niatnya adalah bagaimana menjadi orang yang bermanfaat. Selain itu kami juga prihatin melihat banyaknya sampah di sekitar rumah," kata Mukhlas, sapaan akrabnya.

"Kemudian berjalan beberapa bulan, kami kok merasa berhasil. Artinya sampah saja jika dikelola bisa menjadi uang, dari situ kemudian terus kita kembangkan. Kita mengajak beberapa teman kami," lanjutnya.

Tak berhenti di bank sampah, pria yang juga berprofesi sebagai guru di Madrasah Aliyah Ngasem Bojonegoro itu kemudian membentuk Bank Sampah Mandiri Keluarga Harapan (BSMKH). Masyarakat semakin antusias dengan perkumpulan ini, tak sedikit pula yang menyetorkan sampah rumah tangganya ke BSMKH.

"Anggota kami saat ini 11 orang. Mereka sudah punya tugas masing-masing, mulai tukang pilah, proses pengolahan sampah plastik menjadi BBA dan lainnya. Seiring berjalannya waktu, kami menawarkan kerja sama dengan perusahaan migas yang ada di kecamatan kami, dan alhamdulillah kami disupport, kami diberi pelatihan sampai hari ini," paparnya.

Mukhlas punya impian besar, ke depan di tiap desa di Kecamatan Ngasem ada wadah perkumpulan pengelola sampah. Supaya masalah sampah dapat terselesaikan dari tingkat desa. Baginya, kesadaran mengelola sampah yang hadir di masyarakat desa menjadi hal yang luar biasa. 

"Saat ini Bank Sampah kami memiliki nilai ekonomis 60 juta rupiah. Serta menciptakan lapangan kerja baru untuk 11 pemuda dan 11 ibu rumah tangga sebagai tenaga pengelolanya," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saatnya Local Hero Berjaya

Kesadaran pentingnya menjaga lingkungan juga mucul dari kepala M Syahril, seorang warga Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan. Sejak 2013, Syaril berjibaku menjaga pantai dari abrasi dan kerusakan. Lalu dia mengenal mangrove sejak 2014 saat diajak belajar ke Kabupaten Tuban oleh Pertamina.

Ilmu yang didapat lalu diaplikasikan di lingkungan pantai sekitarnya, mulai dari penyemaian cemara, mangrove, dan cara menanamnya. Hingga akhirnya kawasan yang dikelola Syaril berubah drastis menjadi area wisata menarik, yang tentu mendatangkan penghasilan tambahan bagi warga sekitar.

Nama lainnya yang tak kalah ajaib adalah Labi Mokok, warga Sulawesi yang mengelola hutan dan memproduksi madu, serta Sri Widyorini di Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang mengembangkan tanaman herbal.

Usaha yang dilakukan Mukhlas dan kawan-kawan, sejalan dengan program Operator Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) Pertamina EP Cepu (PEPC) di Kecamatan Ngasem Bojonegoro terkait lingkungan. Untuk mendukung Mukhlas sebagai local hero agar terus berkembang, PEPC bahkan memberikan bantuan berupa rumah pilah sampah, kendaraan operasional hingga pelatihan-pelatihan.

Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina EP, Arya Dwi Paramit mengatakan, pihaknya terus berkomitmen dalam mengurangi emisi karbon dalam menjalankan produksi. Beberapa program pengurangan emisi karbon itu dituangkan dengan program CSR, salah satunya CSR yang diberikan kepada Imam Mukhlas.

"Sejumlah program yang kami lakukan mampu mengurangi emisi karbon sebesar 480,310 tons CO²eq pada tahun 2023," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.