Sukses

Mengenal 6 Pahlawan Wanita Indonesia, Ada yang Pimpin Perang Ribuan Pasukan

Berikut ini adalah enam sosok pahlawan wanita Indoneisa yang sangat berjasa

Liputan6.com, Bandung - Indonesia mempunyai banyak sosok pahlawan yang berjasa bagi negara. Banyak jasa dan pengorbanan yang telah mereka lakukan sehingga kita harus menghormatinya.

Perjuangan tersebut tidak hanya dilakukan oleh sosok lelaki saja, tetapi juga ada pejuang wanita yang telah berkorban untuk Indonesia. Sebab, baik lelaki atau wanita mereka semua mempunyai tujuan yang sama untuk kemerdekaan di negaranya tercinta.

Berikut di bawah ini adalah enam pahlawan wanita Indonesia beserta profill singkat mereka yang harus kamu ketahui:

1. Cut Nyak Meutia

Cut Nyak Meutia adalah sosok pahlawan wanita dan pejuang yang tangguh. Ia lahir di Keureutoe, Pirak Timu, Aceh Utara pada 15 Februari 1870 dan sosok perempuan yang turut berperang.

Ia melakukan perlawanan pada Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad. Namun sang suami ditangkap Belanda dan dihukum mati pada 1905. Sang suami membuat wasiat agar Cut Nyak Meutia menikah dengan Pang Nanggroe.

Keduanya kembali bertempur dengan Korps Marechaussee dan suaminya tersebut meninggal pada 26 September 1910. Tetapi Cut Nyak Meutia berhasil lolos. Ia terus berjuang dan melakukan perlawanan dengan sisa-sisa pasukannya hingga gugur pada 24 Oktober 1910.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

2. Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien merupakan pahlawan wanita kelahiran 29 Juni 1878 yang berasal dari Aceh. Dia berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh.

Cut Nyak Dien sosok pahlawan wanita yang paling ditakuti oleh Belanda. Ia juga aktif berjuang melawan Belanda sejak kehilangan suaminya Teuku Cek Ibrahim dan membuatnya bersumpah ingin menghancurkan Belanda.

Ia kemudian menikah lagi dengan Teuku Umar dan sama-sama melawan Belanda. Saat itu mereka berhasil menyerang dan mendesak Belanda di Banda Aceh (Kutaraja) dan Meulaboh. Cut Nyak Dien juga menjadi seorang pahlawan perwakilan dari kesultanan Aceh di masa pemerintahan Iskandar Muda di Pariaman.

Sosoknya dikenal sebagai wanita tangguh dan tidak menyerah dalam melawan Belanda meskipun suaminya Teuku Umar tertangkap. Ia terus berjuang bersama pasukannya sampai 1901.

Cut Nyak Dien tertangkap oleh Belanda di Beutong Lhee Sagoe karena ia dan pasukannya saat itu sempat melakukan perlawanan kepada Belanda secara gerilya. Namun markasnya diketahui oleh Belanda akibat dari ulah anak buah Cut Nyak Dien yang berkhianat bernama Pang Laot.

3 dari 6 halaman

3. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu merupakan pahlawan wanita kelahiran 4 Januari 1800 di Nusa Laut, Maluku. Ia adalah sosok pahlawan wanita muda dari anak Kapitan Paulus Tiahahu yang membantu Kapitan Pattimura melawan Belanda pada 1917.

Martha yang baru berusia 17 tahun sudah mengetahui rencana ayahnya melawan Belanda. Ia sangat ingin ikut bertempur dengan ayahnya meskipun sang ayah melarang dirinya untuk ikut.

Akhirnya, Martha tetap ikut berperan dalam perlawanan terbesar Maluku terhadap Belanda dan terlibat dalam pertempuran di daerah Ulat dan Ouw, Saparua. Pertempuran tersebut memakan banyak korban baik dari rakyat sipil hingga tentara Belanda.

Martha sendiri berhasil selamat dalam pertempuran itu karena kelihaiannya dalam memegang tombak saat bertempur. Ia meninggal pada 2 Januari 1818 setelah menolak makan dan sakit ketika kapal Belanda yang menangkapnya hendak membawa Martha ke Jawa.

4 dari 6 halaman

4. Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah sosok pahlawan wanita kelahiran 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Sosoknya dikenal sebagai wanita yang peduli dengan pendidikan terutama pada kaum perempuan.

Dewi Sartika pernah membuat sekolah bernama Sekolah Istri di Pendopo pada 16 Januari 1904. Kemudian sekolah ini berganti nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Istri pada tahun 1910 dan berubah menjadi Sekolah Raden Dewi pada September 1929.

Sosoknya sangat berjasa dalam memperjuangkan sebuah pendidikan dan dianugerahi dengan gelar Orde van Oranje-Nassau. Dewi Sartika meninggal dunia pada 11 September 1947 dan diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1 Desember 1966.

5 dari 6 halaman

5. Laksamana Malahayati

Laksamana Malahayati atau Keumalahayati merupakan seorang pejuang dan pahlawan kelahiran 1599 yang berasal dari Kesultanan Aceh. Ayahnya adalah Laksamana Mahmud Syah dan masih berkerabat dengan Sultan Aceh.

Ayah dan kakek Laksamana Malahayati dikenal berbakti di Kesultanan Aceh sebagai Panglima Angkatan Laut. Sehingga Malahayati juga turut bersemangat dalam kelautan dan mengikuti jejak ayah dan kakeknya.

Ia memimpin sekitar 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah syahid). Serta berperang melawan kapal serta benteng Belanda dan membunuh Cornelis de Houtman.

Peristiwa yang terjadi pada 11 September 1599 tersebut menunjukan keberanian Malahayati dan ia mendapatkan gelar Laksamana. Namun ia gugur pada 1615 saat melindungi Teluk Krueng Raya dari serangan Portugis yang dipimpin oleh Alfonso De Castro.

6 dari 6 halaman

6. R. A Kartini

Raden Ajeng Kartini atau R.A Kartini merupakan pahlawan wanita Indonesia kelahiran 21 April 1879 di Jepara. Ia sosok yang sangat berjasa dalam berjuang untuk kebangkitan perempuan yang ada di Indonesia.

R.A Kartini saat itu mengkritisi bagaimana budaya Jawa yang menghambat perkembangan perempuan pada masa itu. Melalui surat yang banyak ia tulis ia memberikan gagasan mengenai perjuangan perempuan.

Sehingga seluruh perempuan di Indonesia bisa memperoleh ruang yang lebih berarti dari sebelumnya. Berkatnya perempuan saat ini bisa mendapatkan kesetaraan hingga haknya yang setara terutama dalam pendidikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini