Sukses

Jelang Iduladha, Hewan Kurban di Garut Dihantui Ancaman Virus LSD

Jelang Iduladha 1444 H/2023, warga Garut dicemaskan dengan hadirnya penyakit borok kulit hewan atau Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang hewan kurban.

Liputan6.com, Garut - Jika tahun lalu warga Garut, Jawa Barat resah dihantui wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kali ini pada momen yang sama menjelang Iduladha 1444 H/2023, warga cemas hadirnya penyakit borok kulit hewan atau Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang hewan kurban.

“Saya sudah minta bantuan kepada pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi tentang uji lab nya LSD,” ujar Bupati Garut, Rudy Gunawan, Senin (5/6/2023).

Seperti diketahui, kehadiran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan kurban yang akan digunakan warga Garut, cukup merepotkan Pemkab Garut.

Tercatat hingga akhir Agustus tahun lalu, sebanyak 5.934 ekor ternak terdeteksi PMK. Dari jumlah itu, sebanyak 383 ekor ternak mati dan dipotong bersyarat.

Menurutnya, kehadiran penyakit LSD di Garut diduga berasal dari penyebaran hewan yang berasal dari wilayah Jawa, sebagai salah satu pemasok terbesar hewan di Garut.

“Sapi dari Jawa itu kemungkinan belum sembuh total LSDnya, disatukan dengan sapi yang ada di kita, LSD itu kan menular,” kata dia.

Saat ini kondisi sapi yang terserang LSD masih terkendali, jauh di bawah wabah PMK yang menyerang ribuan sapi peternak menjelang datangnya Idul Adha.

Rudy menilai, penyebaran LSD murni karena bawaan dari sapi luar kota terutama wilayah Jawa sebagai pemasok terbesar sapi di Garut. “Kalau sapi dari Jawanya budug, dibawa ke sini ya sapi di sini jadi budug,” ujarnya.

Untuk menekan penyebaran LSD, Rudy mengintruksikan dinas teknis melaporkan kejadian dan meminta Kementerian Pertanian untuk menerjunkan tim ahli medis hewan untuk mengatasi ancaman wabah itu.

“Hasil tracking itu di kita banyak stok sapi,” kata dia.

Meski sapi yang terserang LSD ini masih sedikit, jauh di bawah kasus PMK tahun lalu, namun Rudy tak mau ambil risiko untuk melakukan langkah antisipasi pencegahan.

Selain itu, Rudy tidak melihat adanya unsur kesengajaan penyebaran LSD, namun semata penyebaran penyakit sesama hewan. “Kalau sapi dari Jawanya budug, dibawa ke sini, ya sapi di sini jadi budug,” ujarnya.

LSD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Poxviridae. Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.