Sukses

'Panic Buying' Jelang Lebaran Idul Fitri, Jadilah Konsumen Cerdas

Pembelian berlebihan masih jadi kebiasaan masyarakat jelang hari besar keagamaan, termasuk saat Idulfitri.

Liputan6.com, Palangka Raya - Tidak bisa dipungkiri, fenomena panic buying atau pembelian berlebihan masih menjadi kebiasaan masyarakat menjelang hari besar keagamaan seperti Ramadan, termasuk saat Idulfitri. Isu kelangkaan produk tertentu terutama kebutuhan pokok seringkali menjadi pemicu kepanikan. Hal itu juga kerap terjadi di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Menanggapi hal ini, pengamat ekonomi, Fitria Husnatarina mengimbau agar masyarakat menjadi konsumen yang lebih cerdas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Fitria menekankan pentingnya masyarakat untuk menghindari sifat panic buying, terutama jika informasi mengenai kelangkaan bahan pangan baru sekadar isu.

"Kita harus menjadi konsumen yang cerdas. Jangan mudah terpancing untuk melakukan panic buying, terutama jika kita yakin bahwa tindakan tersebut tidak akan mempengaruhi aktivitas kehidupan kita," ujar Fitria, dalam keterangan tertulisnya, yang diterima pada Selasa (13/4/2023).

Fitria memahami bahwa pada momen hari besar keagamaan, seperti Ramadan dan Idulfitri, terkadang terjadi perubahan perilaku masyarakat yang cenderung lebih konsumtif dibanding sebelumnya. Namun, hal ini belum tentu dapat dikategorikan sebagai panic buying.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Fitria mengusulkan agar pemerintah melakukan intervensi harga, mulai dari pasar murah untuk berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Pemerintah juga harus berkomitmen untuk menjaga ketersediaan bahan pokok dengan harga yang masih dalam jangkauan masyarakat.

"Dengan konsisten mengadakan pasar murah, kemudian informasinya disebarluaskan kepada masyarakat, merupakan langkah mencegah panic buying," tandas Fitria.

Kita sebagai masyarakat juga perlu memperhitungkan kebutuhan pangan sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing. Semoga kita bisa menjadi konsumen yang cerdas dan bijak dalam menghadapi momen-momen seperti ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.