Sukses

Inspirasi Toleransi dan Perayaan Keberagaman di EcoPark PIK 2 Jakarta

Sebuah proyek keberagaman sedang dikembangkan di kawasan Ecopark PIK 2 Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia adalah negeri yang majemuk. Masyarakat Indonesia sangat beragam, dari sisi suku budaya, ras, juga agama. Meski tidak mudah, hingga kini Indonesia berhasil merawat potensi keberagaman menjadi kekuatan bersama.

Keberagaman memang bisa menjadi kekayaan, tapi juga bisa memicu konflik, salah satunya konflik berbasis agama. Beberapa konflik menjadi catatan kelam sejarah Indonesia yang menjadi pelajaran berharga.

Berdasarkan catatan Setara Institute, ada 573 peristiwa pembubaran, perusakan, dan penolakan peribadatan atau tempat ibadah sepanjang 2007 sampai 2022. Selain itu sempat pecah beberapa konflik yang menyisakan luka seperti konflik di Tolikara Papua, Aceh, Lampung, juga Maluku.

Konflik semacam ini jangan sampai terulang lagi. Kedamaian dalam keberagaman beragama dapat tercipta apabila ada kesadaran masyarakat akan arti pentingnya semangat toleransi. Dengan lambaran sikap toleransi, keberagaman niscaya menjadi kekuatan dan keindahan.

Upaya membangun toleransi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi semua kalangan. Karena itu segenap inisiatif untuk upaya ini layak diapresiasi, didukung, dan dikembangkan lebih luas lagi.

Salah satu inisiatif membangun toleransi ini tengah dirintis di Kawasan EcoPark PIK 2, Jakarta. Proyek besar yang  kini sudah mulai dipersiapkan adalah pengembangan sebuah kawasan bersama dengan menghadirkan lingkungan dari berbagai agama secara berdampingan.

“PIK 2 yang dikembangkan oleh Agung Sedayu Group dan Salim Group berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menghadirkan kawasan yang berkualitas dan sekaligus dapat mengapresiasi keberagaman budaya Indonesia dan dunia di satu lokasi di EcoPark PIK 2,” kata Rida Sobana dari DP Architects Singapura sebagai arsitek proyek tersebut, dalam webinar 'Merayakan Keberagaman di Ecopark PIK2', Selasa (14/02/2023).

EcoPark PIK 2 adalah inisiatif untuk menciptakan ruang terbuka hijau dengan konsep pelestarian budaya Indonesia, untuk memupuk kembali semangat toleransi beragama sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat untuk wisata dunia. Selain itu juga usaha mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mengayomi pelaku UMKM.

Di atas lahan seluas 54 hektare, EcoPark PIK 2 dikembangkan sebagai paru-paru kota dan mengusung tema sebagai pusat wisata religi dengan pesona wisata dunia. Di tepi danau akan dibangun rumah-rumah ibadah dari berbagai agama di Indonesia.

Salah satunya akan dibangun Masjid Agung PIK 2 dan pusat wisata halal dari Halal District PIK 2. Pada kawasan ini akan hadir kuliner dan wisata halal seperti Haji Lane Singapura. Selain masjid terdapat juga gereja, kuil dan vihara pada kawasan ini.

Bukan hanya kawasan halal saja. Rida menjelaskan, nantinya akan terbangun ekosistem kawasan yang beragam. Akan hadir Nippon village, Insadong Street, Little Hanoi, Old Delhi, Little Bangkok. Juga La Picolla Italia, Marrakech Market, dan Ancient Folk Village.

Lokasi ini adalah ikon keberagaman agama di EcoPark PIK 2, dari lokasi ini akan tercermin kebhinekaan atau keberagaman agama yang menciptakan toleransi antar umat beragama. Penyebutan The window of the world atas kawasan ini menggambarkan EcoPark PIK 2 sebagai referensi kebudayaan dunia yang hadir dalam satu kawasan.

Selain itu terdapat juga fasilitas lainnya seperti sekolah, rumah sakit dan area bermain anak. Adapun danau yang ada menjadi elemen ruang terbuka hijau yang asri dan digunakan untuk penampungan air hujan, pengendalian banjir sekaligus menciptakan lingkungan yang sehat.

EcoPark PIK 2 dibagi menjadi tiga zona, yaitu Barat bertemakan air, Tengah bertemakan taman, dan Timur bertemakan alam.

Barat yang bertemakan air adalah kawasan waterfront, tempat untuk melakukan olahraga air seperti kano, water taxi. Tengah yang bertemakan taman, tempat untuk rekreasi dan eksplorasi taman. Timur yang bertujuan untuk pelestarian alam sehingga di sini akan banyak ditemukan tanaman mangrove.

Baca pentingnya monumen keberagaman di halaman selanjutnya..

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Monumen Keberagaman

Narasumber lain di webinar 'Merayakan Keberagaman di Ecopark PIK 2', Harun Mahbub, mengapresiasi proyek EcoPark PIK 2 ini. Dia menyebutnya sebagai proyek keberagaman.

Menurut dia, edukasi tentang toleransi harus dilakukan intensif dengan berbagai cara. Selain penanaman nilai-nilai toleransi ke warga secara terus menerus, langkah lain yang tak kalah penting adalah menciptakan sebuah lingkungan yang bisa menjadi proyek percontohan inspirasi toleransi.

"Seruan toleransi saja tidak cukup, kita butuh contoh yang bisa dilihat sehingga inspirasi itu lebih nyata," kata jurnalis yang intensif mendokumentasikan potensi keberagaman Indonesia ini.

Jika proyek ini sudah tuntas, Harun mengusulkan agar inisiatif semacam ini dikembangkan juga di daerah-daerah lain. Dengan demikian masyarakat di daerah lain juga bisa memperoleh referensi akan keindahan toleransi dalam keberagaman.

Wujud nyata berupa kawasan dengan segala isinya itu tak hanya menjadi bahan edukasi bagi generasi sekarang, namun juga untuk generasi selanjutnya.

"Sebuah kawasan dan bangunan adalah saksi sejarah yang jujur. Kelak generasi mendatang bisa mendapatkan inspirasi dari langkah-langkah pendahulu yang tak kenal lelah menyuburkan toleransi."

Langkah-langkah ini akan selalu relevan, kata dia, karena Indonesia yang beragam ini bak sulaman benang. Keberagaman Indonesia bisa tersulam menjadi kekayaan dan potensi, namun juga rawan robek. Sebab itu upaya-upaya merawatnya harus terus berjalan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini