Sukses

Saatnya Wanoja Desa Eksis Membangun Desa di Garut

Citra desa harus diangkat, karena desa Inshaa Allah sebentar lagi akan menjadi daerah otonomi tingkat tiga.

Liputan6.com, Garut - Sebanyak 45 wanoja (Wanita) Desa bersaing memperebutkan Wanoja Desa 2023 Kabupaten Garut, Jawa Barat 2023. Mereka hasil seleksi ketat dari 442 desa dengan melibatkan praktisi desa, akademisi dan elemen masyarakat lainnya.

Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan Wanoja Desa memiliki peran kemampuan yang luar biasa dalam membangun citra desa.

“Citra desa harus diangkat, karena desa  Inshaa Allah sebentar lagi akan menjadi daerah otonomi tingkat tiga,” ujarnya dalam Penganugerahan Wanoja Desa Tahun 2023, Selasa (28/2/2023).

Dalam tugasnya, mereka akan menjadi duta desa untuk menginformasikan, mengeksplor potensi desa untuk menjadi desa mandiri di Kabupaten Garut.

Sebagai wanita pilihan di desanya masing-masing, kehadiran Wanoja Desa ujar Rudy, mampu menjadi pembeda serta duta untuk mengubah Citra desanya masing-masing.

“Jadilah wanoja desa dengan mengedepankan kesopanan, etika, serta attitude yang baik sehingga dapat menunjukkan identitas Wanoja Desa yang baik,” kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemulihan Ekonomi

Rudy berharap gelaran tradisi Wanoja Desa yang di gagas Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) itu, mampu memotivasi tiap desa menjadi desa mandiri.

Saat ini jumlah desa mandiri di Garut baru mencapai 70 desa dari 442 desa. Rudy berharap, ke akhir masa tugasnya jumlah desa mandiri di Garut bisa mencapai 220 desa yang berdampak pada Indeks Membangun Desa (IMD)

“Tentu saya berharap desa-desa di Kabupaten Garut terus maju, dan banyak kepala desa yang memiliki inisiatif dan inovasi melebihi bupati,” ujarnya.

Kepala DPMD Garut, Wawan Nurdin menyatakan kegiatan Pasanggiri Wanoja Desa merupakan tahapan dalam program Ngumbara Lembur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Ngumbara adalah pindah, lembur ini adalah desa, jadi bagaimana pemikiran stakeholder ini seolah-olah pindah ke desa, berada di desa, sehingga ingin membangun desa,” kata dia.

Beberapa potensi yang bisa dikembangkan di desa yakni pemberdayaan BUMDes, pengembangan desa wisata. “Termasuk pemulihan ekonomi dengan pendekatan pentahelix,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.