Sukses

Miliki Stasiun TV Sendiri, Ini 6 Fakta Menarik Kampung Adat Ciptagelar

Berikut 6 fakta menarik mengenai Kampung Adat Ciptagelar

Liputan6.com, Sukabumi - Kampung Adat Ciptagelar dikenal sebagai salah satu kampung adat paling maju dan unik di Indonesia. Pasalnya, masyarakat adat Ciptagelar mampu membangun sistem teknologi sekaligus memegang teguh tradisi leluhur.

Kampung Adat Cipta Gelar berada di kaki Gunung Halimun, tepatnya di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kampung Adat yang terkenal dengan tradisi pertaniannya ini bahkan hidup harmonis dengan memanfaatkan teknologi sebagai media literasi di sana.

Berikut 6 fakta menarik mengenai Kampung Adat Ciptagelar yang dikutip dari laman jabarprov.go.id.

1. Memiliki Stasiun TV Lokal Sendiri

Kampung Adat yang masih memegang teguh kearifan serta tradisi lokalnya ini ternyata sudah akrab dengan teknologi. Salah satu hasil yang berada di Ciptagelar adalah hadirnya CIGA TV atau Ciptagelar Televisi.

CIGA TV merupakan stasiun televisi yang berdiri di tahun 2008. Televisi lokal ini menayangkan kegiatan adat serta aktivitas sosial kemasyarakatan di Kampung Adat Ciptagelar.

Tujuan CIGA TV adalah untuk menyeimbangkan saluran televisi umum yang ada, sehingga kegiatan kampung adat ini tetap dikenal generasi selanjutnya.

2. Memiliki Radio Lokal Sendiri

Tentu tak hanya televisi, Kampung Adat Ciptagelar juga memiliki saluran radio lokalnya sendiri. Bahan Radio Swara Ciptagelar sudah beroperasi sejak tahun 2004.

Radio Swara Ciptagelar sudah mendapat lisensi dari Diskominfo Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dan sudah menjadi radio yang komersial. Hampir sama dengan CIGA TV, radio Ciptagelar berisi obrolan yang menceritakan kehidupan masyarakat adat Ciptagelar.

3. Dipimpin Seorang Abah

Kasepuhan Ciptagelar memiliki sistem pemerintahan yang saat ini dipimpin oleh Abah Ugi Sugriana Rakasiwi. Meski usianya masih terbilang muda yakni di bawah 40 tahunan, tetapi sebutan Abah ini seperti menjadi sebuah gelar yang diperuntukan bagi pemimpin masyarakat kampung adat.

Ia menggantikan ayahnya yakni Abah Encup Sucipta atau lebih dikenal dengan panggilan Abah Anom yang meninggal pada tahun 2007.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sistem Pemerintahan Sendiri

4. Memiliki Sistem Pemerintahan Sendiri

Dalam menjalankan roda pemerintahannya, seorang Abah dibantu oleh perangkat kampung adat. Mulai dari Perangkat Rakyat yang menangani urusan administrasi kampung, Paninggaran yang menjalankan tugasnya secara gaib dalam menjaga sektor pertanian, Juru Sawer yang bertugas menjaga wilayah perkampungan pada malam hari, serta beberapa perangkat lainnya yang secara khusus bertugas di bidang kesenian untuk kebutuhan ritual pada momen tertentu.

5. Pola Pertanian

Walaupun secara teknologi Kampung Adat Ciptagelar sudah terbilang maju, mereka memiliki cara sendiri dalam bidang pertanian. Salah satu titipan leluhur yang wajib dijalankan oleh warga Kasepuhan Ciptagelar, adalah mempertahankan budaya menanam padi.

Ciptagelar terdapat 168 varietas padi yang ditanam secara turun-temurun. Pola penanamannya pun harus tetap secara tradisional, tanpa menggunakan traktor maupun pupuk kimia.

Ada dua pola penanaman, yaitu di huma (ladang) dan sawah. Selain itu, pola pertanian masyarakat adat Ciptagelar hanya mengalami satu kali panen untuk setiap tahunnya.

Sebagian besar padi hasil panen tersebut disimpan di dalam 8.000 lumbung. Lumbung-lumbung tersebut milik kasepuhan yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pangan puluhan ribu masyarakat Ciptagelar.

6. Memiliki Banyak Upacara Adat

Setiap tahunnya, Kasepuhan Ciptagelar menggelar lebih dari 30 upacara adat. Mulai dari Haraka Huma atau sedekah bumi untuk setiap hasil pertanian yang tidak termasuk jenis padi.

Tutup Nyambut, ritual untuk berakhirnya musim tanam padi, termasuk tradisi yang selama ini telah dikenal luas masyarakat yakni Seren Taun, sebuah tradisi memasukan padi ke dalam lumbung bernama Leuit Si Jimat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.