Sukses

5 Tradisi Unik Masyarakat Indonesia Memperingati Isra Miraj

Diketahui, peristiwa Isra Miraj sendiri yakni saat Nabi Muhammad SAW melalukan perjalanan ke langit ketujuh.

Liputan6.com, Jakarta - Isra Miraj sendiri merupakan peringatan peristiwa penting dalam sejarah Islam termasuk di Negara Indonesia. Bahkan, peringatan Isra Mi'raj di Indonesia ditetapkan sebagai hari libur.

Diketahui, peristiwa Isra Miraj sendiri yakni saat Nabi Muhammad SAW melalukan perjalanan ke langit ketujuh. Nabi Muhammad SAW menerima perintah kewajiban menunaikan sholat lima waktu.

Peringatan Isra Miraj yang jatuh pada tanggal 18 februari 2023 atau 27 rajab. Uniknya, masyarakat Indonesia memiliki beragam cara memperingati peristiwa Isra Miraj.

Cara peringatan tersebut termasuk tradisional dan hingga saat ini masih dilestarikan. Banyak bentuk tradisi menarik dalam memperingati hari Isra Miraj yang menjadi inspirasi.

Berikut adalah 5 tradisi Isra Miraj yang ada di Indonesia dirangkum dari berbagai sumber:

Rejeban Peksi Buraq

Tradisi yang telah di lakukan selama ratusan tahun ini berada di Yogyakarta. Nama Buraq yang ada dalam nama tradisi ini diambil dari nama burung yang menjadi kendaraan Nabi Muhammad saat melakukan perjalanan ke langit ketujuh.

Dalam tradisi Rejeban Peksi Buraq, warga Jogja membuat dua jenis burqa dari kulit jeruk bali yang selanjutnya dipasang di atas gunungan buah-buahan dan dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin menuju serambi Masjid Gede Kauman.

Gunungan buah tersebut dibagikan kepada Jemaah masjid setelah pengajian.

Ambengan

Ambengan adalah tradisi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk perayaan Isra Miraj. Tradisi ini adalah makan bersama untuk memperingati hari besar umat islam.

Ambeng yang dalam Bahasa jawanya berarti wadah dengan ukuran yang tanggung. Pada ambeng atau wadah yang tersedia, diletakkan nasi dan lauk, seperti mie goreng, ayam, terlur, kentang dan lainnya.

Makanan makanan tersebut berasal dari hasil panen atau milik masyarakat yang mereka bawa ke masjid atau langar untuk kemudian dimakan bersama setelah sholat Maghrib seusai kiai memimpin doa.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nganggung

Nganggung adalah tradisi yang dimiliki oleh sebuah desa Kamoung Bukit, Kecamatan Toboali, Bangka Belitung. Tradisi ini berisi juga dengan warga atau masyarakat setempat yang akan membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan rantang.

Kemudian makanan itu dimakan bersama. Makanannya biasanya terdiri dari berbagai macam hal. Mulai dari kue-kuean, buah-buahan, hingga nasi lengkap dengan lauk-pauknya.

Khatam Kitab Arjo

Di daerah Temanggung, warga Desa Wonohoyo biasanya memperingati Isra Miraj dengan Khatam Kitab Arjo. Dalam tradisi ini, dilakukan setelah salat Isya yang diawali dengan tahlil singkat dilanjutkan membaca kitab Arja.

Kitab Arja adalah kitab yang berisi tentang perjalanan Nabi Muhammad hingga terjadinya Isra Mi'raj yang ditulis dalam Bahasa jawa karangan KH Ahmad Rifai Al-Jawi.

Nyadran

Nyadran adalah tradisi berdoa kepada leluhur yang biasa dilakukan di Kampung Sirawak Gunungpati. Warga akan berbondong-bondong berkunjung ke makam-makam leluhur lalu berdoa.

Kemudian dilanjutkan dengan pengajian di Masjid Baitul Muslimin Sirawak. Nah, yang menariknya setelah melakukan Nyadran mereka akan dilanjut dengan karnaval.

Penulis: Nila Amalaia Putri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.