Sukses

Cerita Satu Keluarga Bertahan Hidup di Jamban Sempit yang Tertimbun Longsor Usai Gempa Cianjur

Gempa Cianjur Magnitudo 5,6 menyisakan cerita nahas bagi keluarga Ramdhan Fahri dan istrinya, Syifa.

Liputan6.com, Cianjur - Gempa Cianjur Magnitudo 5,6 menyisakan cerita nahas bagi keluarga Ramdhan Fahri dan istrinya, Syifa. Keduanya bersama wanita paruh baya dan balita terjebak dan bertahan hidup di dalam ruang jamban sempit yang tertimbun longsor setinggi 2 meter usai gempa. Mereka adalah warga RT03/RW01 Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Kesaksian korban menyebut, kejadian diawali guncangan pertama yang diiringi empat kali suara serupa dentuman yang menyeruak dari dalam tanah, berikut dua kali gempa susulan.

Beberapa detik kemudian, langit yang semula cerah, seketika gelap tertutup kepulan asap hitam pekat yang tidak diketahui asalnya.

Siang itu Syifa berada di dalam rumah menemani putranya bernama Nazril (3), ditemani suaminya, Ramdhan Fahri (20), serta ibu mertua, Iis (50).

Guncangan gempa memaksa mereka berlari sekuat tenaga mencari tempat berlindung, menyusuri gang sempit padat bangunan di antara reruntuhan puing dan retakan tanah.

Langkah kaki keempat korban mengarah menuju ruang jamban milik tetangganya yang berjarak kurang dari tiga meter dari tempat tinggal. Ruangan berukuran sekitar 1 x 1 meter itu pun cukup untuk menampung keempat korban, meski tubuh mereka saling berimpitan.

Tak lama berselang, atap ruang jamban setinggi 3 meter pun ambruk diterjang tanah longsor yang datang dari dataran yang lebih tinggi, menindih tubuh keempat korban. Mereka pun terkubur hidup-hidup.

Dalam suasana mencekam itu, jeritan tangis sang anak, teriakan minta tolong dari suami yang diiringi sayup doa dari ibu mertua, membuat Syifa yakin jika mereka masih dalam keadaan hidup.

Beruntung, impitan puing bangunan dan material kayu penyangga atap ruangan yang roboh membuka celah-celah kecil yang membawa oksigen masuk ke dalam ruang sempit yang sesak ditimbun tanah berlumpur.

Di tengah keterbatasan ruang gerak, Ramdhan berteriak meminta pertolongan. Suaranya terdengar hingga permukaan tanah dari rongga kecil ruang jamban.

Selama 2 jam keempat korban berteriak meminta pertolongan, hingga akhirnya salah seorang korban yang selamat mendengar teriakan itu dan bergegas mencari sumber suara.

Kakak ipar korban, Nur Wanta, menceritakan kondisi keempat korban saat terkubur mengalami sejumlah luka. Syifa mengalami patah tulang di bagian kedua bahu dan lengan serta tulang punggung, sementara sang putra, Nazril, terluka goresan benda tajam di kepala.

Ramdhan mengalami lebam di bagian kaki karena tergencet puing, sedangkan kaki kanan Iis luka tertembus besi panjang.

Setelah memastikan seluruh korban dalam keadaan selamat, seorang tetangga yang berniat untuk menolong bergegas memanggil bantuan dari tujuh polisi yang bertugas di Polsek Cugenang.

Aksi penyelamatan dilakukan secara manual itu mesti ekstrahati-hati, sebab kondisi puing yang tidak stabil serta tanah yang rawan longsor susulan.

Evakuasi berjalan selama lebih dari sejam dengan cara mengangkat satu persatu puing dan menggali timbunan tanah dengan cangkul dan mengeruk tanah dengan jari tangan.

Setelah para korban terangkat, mereka pun segera dilarikan menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, untuk menjalani perawatan intensif.

 

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Episentrum gempa

Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, mulai dikenal secara luas karena menjadi titik pusat terjadinya bencana gempa Bumi Cianjur yang menewaskan 323 jiwa, sebanyak sembilan jiwa lainnya masih dalam pencarian hingga saat ini.

Berdasarkan laporan Basarnas, total korban longsor yang telah ditemukan hingga Senin (29/11/2022) di Desa Cijedil mencapai 20 jenazah dari total laporan orang hilang berkisar 30-an jiwa.

Jenazah tersebut berhasil dievakuasi pada Jumat (25/11/2022) sebanyak delapan jiwa, Sabtu (26/11/2022) enam jiwa, Minggu (27/11/2022) tiga jiwa, dan Senin (28/11/2022) siang dua jiwa.

Kawasan itu berada pada kontur lahan perbukitan berkelok di antara jurang yang curam di sisi jalan raya yang menghubungkan Cianjur dengan Cipanas. Kawasan itu dikenal dengan sebutan tapal kuda.

Sepanjang ujung lereng, berjajar rapat bangunan permanen yang difungsikan sebagai tempat usaha seperti warung, perbankan, sekolah TK dan SD, serta Kantor PGRI. Beberapa meter di bawah lereng terdapat permukiman padat penduduk.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut sesar Cimandiri menjadi sebab atas terjadinya gempa tektonik.

 

Badan SAR Nasional (Basarnas) sendiri telah memperpanjang operasi pencarian korban gempa Cianjur selama 3 hari atau dari 28-30 November 2022. Pencarian dipusatkan pada tiga lokasi, yakni Warung Sate Sinta dengan melibatkan 176 personel, lima regu anjing pelacak, dan empat personel pemindai kehidupan (life detector), Desa Cijedil RT03/RW01 Kecamatan Cugenang dengan 134 personel, empat tim anjing pelacak, dan empat personel life detector, dan Kampung Cicadas Desa Cijedil Kecamatan Cugenang dengan 62 personel, dua tim anjing pelacak, dan empat personel life detector.

 

 

3 dari 3 halaman

Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.