Sukses

Kantor Bahasa Jambi Usulkan Seribu Kosakata Masuk KBBI

Kosakata bahasa daerah Melayu Jambi yang diusulkan ini berasal dari sejumlah daerah di Provinsi Jambi.

Liputan6.com, Jambi - Kantor Bahasa Provinsi Jambi tahun ini telah mengusulkan sebanyak seribu lebih kosakata bahasa daerah Melayu Jambi untuk masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kosakata yang diusulkan itu berasal dari pelbagai bahasa daerah yang tersebar di sejumlah wilayah provinsi ini.

"Saat ini progresnya masih dalam tahap validasi atau pengayaan oleh Badan Bahasa," ujar Kepala Kantor Bahasa Provinsi Jambi, Sukardi Gau di Jambi, Sabtu (15/10/2022).

Kosakata yang diusulkan ini terkumpul melalui proses pengambilan data, baik itu melalui informan di lapangan atau berasal dari sumber tertulis. 

Dari jumlah yang diusulkan itu tidak semua bahasa daerah Melayu Jambi langsung masuk kamus besar karena terdapat sejumlah syarat dan kriteria yang mesti dipenuhi seperti sesuai kaidah, konotasi positif, dan eufonis. Sehingga dengan memenihi kriteria tersebut, maka kosakata layak menjadi lema KBBI.

"Sepucuk Jambi Sembilan Lurah" sebagai daerah rumpun Melayu, kini telah menunjukkan eksistensinya melalui bahasa lokal. Seiring berjalannya waktu, kosakata bahasa daerah Melayu Jambi terus berperan terhadap perkembangan bahasa Indonesia.

Berdasarkan perkembangannya itu, kosakata bahasa Melayu Jambi yang telah resmi menjadi lema dalam KBBI edisi V tercatat sebanyak 62 kosakata. Di dalam aplikasi KBBI tersebut, Bahasa Melayu Jambi memiliki kode Jb.

Program pengayaan kosakata ini perlu dilakukan secara berkesinambungan sehingga dapat menambah perbendaharaan bahasa Indonesia, mengingat Jambi banyak mempunyai sejarah peradaban yang melahirkan bahasa lokal yang tidak sedikit. 

Dalam pembukaan Pameran Kebahasaan dan Kesastraan di Mal Jamtos Kota Jambi, Sukardi mengatakan, bahwa Jambi punya modal historis yang besar. Tapak-tapak tua peradaban banyak ditemukan di sepanjang Daerah Aliran Sungai Batanghari.

Tinggalan jejak sejarah, baik itu candi atau tapak tua lainnya menjadi peradaban yang diwariskan leluhur. Jejak peradaban ini menjadi wujud dan bagian sumber pengetahuan masa lampau yang masyhur.

"Kalau kita mau jujur sudah ada program literasi yang berkembang dari masa lampau, dan itu sudah berlangsung sejak lama misalnya di Percandian Muaro Jambi yang merupakan pusat pendidikan masa silam," kata Sukardi.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pameran Bahasa dan Sastra di Mal

Dalam rangka menyemarakan Bulan Bahasa 2022, Kantor Bahasa Provinsi Jambi menggelar berbagai kegiatan. Kegiatan pameran kebahasaan dan kesastraan digelar di ruang publik Mal Jamtos Kota Jambi. 

Kegiatan pameran kebahasaan di pusat perbelanjaan ini baru pertama kali dilakukan. Sukardi Gau mengatakan, melalui pameran bahasa di ruang publik ini mereka ingin mendekatkan dan sekaligus memperkenalkan layanan kebahasaan.

"Persoalan bahasa dan sastra tidak hanya dibicarakan di sekolah, kampus atau perguruan tinggi. Tapi harus kita hadirkan di ruang publik yang banyak didatangi orang," ujar Sukardi.

Dalam kegiatan Bulan Bahasa ini juga digelar kegiatan Gelar Wicara dengan tajuk "Keterampilan Berbahasa sebagai Penunjang Kecakapan Hidup". Gelar wicara ini menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai kalangan, mulai jurnalis, pengarang, modeling, dan advokat.

Kegiatan tersebut juga diisi dengan berbagai stan pameran. Para pengunjung bisa langsung berinteraksi dan belajar langsung terkait dengan kebahasaan dan kesastraan.

Di beberapa stan pameran itu juga digelar berbagai kuis dan permainan. Pameran tersebut mampu menarik pengunjung yang lalu lalang. Dalam kegiatan tersebut, juga diisi penampilan tarian kreasi yang dilakukan teman-teman tuli bersama Duta Bahasa Provinsi Jambi.

"Kegiatan pameran bahasa di mal ini baru pertama kali kita laksanakan," ujar Ketua Panitia Pameran Kebahasaan dan Kesastraan Kantor Bahasa Provinsi Jambi, M Ikhsan.

Kegiatan pameran tersebut kata Ikhsan, adalah satu dari sekian upaya untuk melindungi dan kampanye penggunaan bahasa Indonesia. Sehingga bahasa, akasara, dialek, tindak tutur, bisa menjadi sumber pengetahuan masyarakatnya.

"Kita banyak punya bahasa daerah, aksara. Dan modal ini harus diimbangi peran serta masyarakat karena tidak mungkin bahasa yang kita miliki ini bisa terancam punah," ujar Ikhsan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.