Sukses

Kambing Kurban di Batam Banyak yang Mati Dalam Perjalanan, Pedagang Menjerit

Liputan6.com, Batam - Pedagang kambing kurban di Batam menjerit. Bukan tanpa sebab, merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku membuat pengiriman hewan ternak menjadi jauh dari tahun lalu. Pasalnya banyak kambing yang mati lantaran kelelahan di perjalanan. 

"Angka kematian kambing luar biasa, mungkin akibat perjalanan lebih jauh. Perjalanan itu biasanya kalau melalui Kuala Tungkal, Jambi, kematian hanya 1 sampai 2 ekor saja, sekarang ini karena lebih jauh karena dari Lampung Tengah," ujar Kakan Sriagung, seorang pedagang hewan kurban di Batam, Senin (4/7/2022).

Kakan menjelaskan, pada pengiriman terakhir beberapa hari lalu dari Lampung Tengah, angka kematian kambing bahkan lebih dari setengah dari jumlah kambing yang dikirimkan.

"Kambing kemarin ada masuk juga sekitar 70 ekor dan matinya sekitar 40 ekor, angka kematiannya luar biasa," katanya.

Kambing-kambing yang mati itu terpaksa harus dikuburkan agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.

"Dua hari lalu, sampai nangis kami, Bang, baru sampai, belum masuk kandang sudah mati," ucapnya.

Ia menilai aturan pemerintah yang mengharuskan hewan kurban itu dikirim dengan sistem port to port (pelabuhan ke pelabuhan) yang terlalu jauh tidak cocok untuk hewan kurban jenis kambing.

"Fisik kambing dan sapi itu kan berbeda, kalau sapi mungkin masih kuat dari Lampung, tapi kalau kambing fisiknya tidak seperti sapi,” katanya.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rugi Besar

Kakan sebagai penjual hewan kurban mengaku, kejadian itu membuat dirinya mengalami kerugian yang cukup besar. Ia juga memastikan kebutuhan hewan kurban untuk Idul Adha di Batam tidak akan tercukupi jika keadaan tidak segera membaik. Apalagi sekarang pemerintah daerah sudah memberhentikan pengiriman hewan kurban dari Lampung Tengah.

"Tadi malam saja kami mengembalikan DP (uang muka) pembeli yang sudah kasih ke kami. Mereka sudah kasih ke kami DP sebesar Rp500 ribu sampai Rp 1 juta, jadi tadi malam kami mengembalikan DP untuk 50 ekor. Kambing itu harganya sekitar Rp3 juta sampai Rp4 juta, dikalikan saja dengan 50 ekor yang tidak jadi dibeli, sudah berapa kerugian kami," ungkapnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.