Sukses

Upacara Ngangkid: Sebentuk Doa Restu bagi Anak yang Beranjak Dewasa di Bali

Upacara Ngangkid digelar sebagai bentuk syukur atas anak-anak yang sudah beranjak remaja dengan pengharapan agar kelak mereka tumbuh sehat, serta baik kehidupannya di masa depan.

Liputan6.com, Denpasar - Bali merupakan pulau yang syarat dengan filosofinya. Inilah mengapa setiap upacara tersebut memiliki tujuannya masih-masing. Upacara Ngangkid salah satunya.

Upacara ini dilakukan orangtua untuk memberi restu serta doa penuh harapan bagi anak-anaknya agar kelak tumbuh baik dan sehat. Seperti yang dilakukan Puspa Anom berserta keluarga besarnya. Rangkaian upacara dimulai dari Pura Desa Kutuh sejak pagi hari. Kemudian dilanjutkan ke Pantai Pandawa dan bersambung ke rumah.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tentang Upacara Ngangkid dan Harapan Baru

Di tepi pantai Pandawa, desa Kutuh sudah disiapkan 3 ekor babi panggang sebagai perlambang jumlah anak yang akan digelar upacaranya. Termasuk susunan sajian, banten, dan pemangku sebagai pemimpin jalannya upacara. Keluarga beserta anak mereka duduk berderet di belakang pemangku sembari mengikuti isyarat yang diberikan.

Berdoa dengan khidmat, memanjat harapan agar kelak anak-anak mereka mendapat yang terbaik dalam kehidupan dan masa depannya. Upacara ini untuk anak laki-laki dan perempuan yang sudah bisa berjalan dan berusia 2 tahun.

3 dari 4 halaman

Larung Jukung ke Laut dan Reinkarnasi

Jukung kecil yang terbuat dari bambu terlebih dahulu diisi potongan daging babi dan banten. Kemudian dibawa oleh masing-masing anak salah satunya Ni Putu Putri Larasati yang kala itu turut didampingi orangtuanya. Mengaturkan canang untuk meminta pada semesta melebur energi negatif dalam diri. Peleburan dilakukan dengan mandi di pantai.

Ini merupakan perlambang melepas keburukan si anak di masa lalu setelah reinkarnasi. Maknanya sebagai bentuk penebusan dosa seorang anak dari kehidupannya terdahulu dan kelak tak membawa utang dari kehidupan terdahulunya. Penebusan inilah inti dari upacara ini, agar anak hidup tenang dan lebih baik ke depannya.

Konsep reinkarnasi yang dilansir peliput dari tulisan Reinkarnasi Dalam Pemikiran Masyarakat Hindu, Universitas Udayana.

Menurut Upadesa, tentang ajaran agama Hindu menyebut reinkarnasi, juga ”punarbhawa”. ”Punarbhawa” berasal dari dua kata Sansekerta ’Punar” dan ”bhawa”. Kata ”Punar” berarti kembali dan kata ”bhawa” berarti menjelma ”Punarbhawa” adalah kelahiran kembali (menjelma) secara berulang kali.

Disebut juga ”samsara” (mengembara) yaitu pengembaraan jiwa dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain, dari bentuk kehidupan yang satu ke bentuk kehidupan yang lain. ”Bhagawag-gita” menjelaskan reinkarnasi berdasarkan kesadaran. Kesadaran adanya sang roh di dalam badan. Kesadaran mempunyai sifat kekekalan inti yang menyebabkan hidup sang roh sesudah terleburnya badan.

4 dari 4 halaman

Tegal Penangsaran

Setelah selesai di pantai prosesi dilanjutkan ke Tegal Penangsaran. Intensitas upacaranya sama seperti di pantai, hanya saja di sana meminta dari 9 arah angin agar anak terlindungi dan tumbuh dengan baik.

Bentuk Rasa Syukur dan Pengharapan

"Upacara Ngangkid ini kami gelar sebagai bentuk syukur atas anak-anak yang sudah beranjak remaja dengan pengharapan agar kelak mereka tumbuh sehat, dan baik kehidupannya di masa depan," pungkas Puspa Anom pada Liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.