Sukses

Terhipnotis Pagi di Wisata Beach Karang Bone Bolango

Provinsi Gorontalo merupakan daerah yang memiliki hamparan laut yang luas.

Liputan6.com, Gorontalo - Provinsi Gorontalo merupakan daerah yang memiliki hamparan laut yang luas. Mengapa tidak, Gorontalo sendiri diapit oleh laut Teluk Tomini yang mengelilingi daratan pulau Sulawesi.

Maka tak heran, jika Provinsi Gorontalo memiliki banyak wisata bahari yang indah. Salah satunya adalah wisata Beach Karang yang ada di Kabupaten Bone Bolango (Bonebol).

Wisata yang satu ini terletak di Desa Mootayu, Kecamatan Bone Raya. Dengan membutuhkan waktu dua jam perjalanan dari kota Gorontalo, pengunjung sudah bisa sampai di lokasi.

Akses menuju lokasi wisata ini pun sangat mudah untuk dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, melalui jalan trans Sulawesi. Jalan tersebut menghubungkan Sulawesi Utara (Sulut) dan Gorontalo.

Jika pengunjung datang di waktu pagi, bisa merasakan keindahan alam yang begitu luar biasa. Batu karang yang tersusun rapi menjadi pemandangan awal pengunjung saat mendatangi lokasi ini.

Itulah mengapa jika wisata ini dinamakan Beach Karang. Suara gemercik air laut yang pecah di hamparan karang membuat hati kala itu seketika menjadi tenang. Belum lagi, di sekitar lokasi wisata kita bisa melihat pegunungan hijau yang mengelilingi wisata tersebut. 

Kicauan burung camar yang berada di lokasi seakan menyambut kedatangan pengunjung.

Tidak hanya itu, jika beruntung, pengunjung bisa melihat berbagai macam jenis ikan berwarna-warni yang bermain di sekitar karang. Biasanya merek mendekati tepian pantai ketika air laut lagi tenang.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diterpa Pandemi

"Ketika matahari pagi menyinari laut, momen paling bagus itu melihat ikan yang bermain di karang," kata Iwan salah satu pengunjung kepada Liputan6.com.

"Kebetulan saya naik motor mau ke sulut, karena capek maka saya singgah. Ternyata mengasyikan juga suasana di sini," ungkapnya.

Sementara Kepala Desa Mootayu, Basir mengaku, jika sebelumnya wisata yang dibangun dari anggaran dana desa ini banyak dikunjungi wisatawan. Namun karena Pandemi Covid-19 yang datang menerpa, banyak yang sudah tidak datang lagi.

"Dulunya banyak, tapi karena pandemi, yang datang tinggal sedikit dan bisa dihitung dengan jari," kata Basir.

Selain itu, fasilitas yang belum terlalu memadai di lokasi itu, membuat wisata ini enggan mau berkunjung. Semenrata anggara dana desa saat ini, porsi untuk infrastruktur dipangkas oleh pemerintah pusat.

"ingin hati mau memperbaiki wisata ini. Tapi lagi-lagi dana desa dipangkas dan banyak diperuntukan untuk Covid-19," tuturnya.

"Jadi kami tidak bisa apa-apa. Mungkin hanya bisa berharap ke pemerintah daerah saja," ia menandaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.