Sukses

Wow, Siswi Berusia 14 Tahun Juarai Lomba Bhayangkara Mural Polda Banten

Angrek Gunawan namanya, remaja berusia 14 tahun, siswi di SMPN 1 Kota Cilegon, yang datang bersama ibu nya, menjadi juara 1 lomba Bhayangkara Mural Festival (BMF) tingkat Polda Banten.

Liputan6.com, Serang - Angrek Gunawan namanya, remaja berusia 14 tahun, siswi di SMPN 1 Kota Cilegon, menjadi juara 1 lomba Bhayangkara Mural Festival (BMF) tingkat Polda Banten.

Remaja berkacamata itu datang bersama ibunya itu malu-malu saat di wawancarai. Dia menjelaskan gambarnya bertema Indonesia Bebas dari Covid-19.

Dalam muralnya tampak tiga wanita dan satu pria berlari dari tahun 2021 ke tahun 2022. Kemudian di belakang seorang anak wanita terlihat gambar virus Covid-19 yang kalah saat disuntik vaksin.

Angrek berharap, dengan gencarnya vaksinasi yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan herd immunity atau kekebalan komunal, bisa menjadikan Covid-19 sebagai endemi di Indonesia.

"Ada anak kecil mereka berlari, ada petunjuk arah 2021 ke 2022, kan kita sebentar lagi pingin berjalan ke 2022, ini itu ceritanya kita di masa-masanya menerima vaksin, di situ ada covidnya divaksin terus teler, berjalan ke 2022, dengan harapan bebas dari covid, kita enggak mikirin covid, kita bebas aja gitu," kata Angrek Gunawan, ditemani ibunya di Mapolda Banten, Kota Serang, Sabtu (30/10/2021).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suara Perjuangan Dari Mural

Menurut Wakapolda Banten, Brigjen Pol Ery Nursatari, mural memiliki sejarah panjang di Indonesia, salah satunya sebagai sarana menyampaikan kritik, suara sosial dan perjuangan para pahlawan zaman perang kemerdekaan dahulu.

Masyarakat menyuarakan aspirasi dan kritiknya melalui sebuah gambar atau tulisan di dinding. Salah satu manfaatnya, menggelorakan semangat perjuangan kemerdekaan.

"Pada saat zaman kemerdekaan dulu, untuk melawan penjajah dulu, karena melawan penjajah dulu kita tidak mampu, dengan senilah kita bisa salurkan aspirasi," kata Wakapolda Banten, Brigjen Pol Ery Nursatari, ditempat yang sama, Sabtu (30/10/2021).

Jenderal bintang satu itu menerangkan ada 29 peserta yang mendaftarkan diri dalam lomba mural. Mereka kemudian membuat sketsa gambar di sebuah kanvas.

Gambar itu kemudian di seleksi oleh juri dari penggiat seni kemudian diklasifikasi. Hasilnya, ada satu yang diberangkatkan ke Mabes Polri dan 15 peserta lainnya menggoreskan cat di tembok Mapolda Banten.

"Ini merupakan salah satu tugas kita, kami juga polisi yang punya seni, yang ingin berteman dengan seniman-seniman. Jangan sampai ada kegaduhan dalam menyampaikan, semoga ini kita bisa bekerja sama, seniman ini bisa membantu kita yang memang masih dalam kondisi covid, ekonomi kita juga kurang baik, dengan saluran mural yang diekspresikan di tembok," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.