Sukses

Puluhan Tahun Jadi Sawah Tadah Hujan, Persawahan Tabanan Kini Punya Sumber Air

Puluhan tahun bergantung dengan air hujan, kini persawahan di daerah Tabanan mulai mendapatkan sumber air yang dibangun oleh Pangdam Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.

Liputan6.com, Denpasar - Puluhan tahun berstatus sawag tadah hujan atau sawah bersumber air dari guyuran hujan, kini persawahan di Tabanan, Bali memiliki sumber air atau pompa hidram yang dibangun oleh Pangdam Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.

Ya. Pompa hidran itu dipasang di Desa Tanguntiti, Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan sebagai fasilitas air di wilayah tersebut.

Mayjen TNI Maruli meminta masyarakat untuk menjaga sumber air yang dibangunnya itu. Dalam peresmian itu, hadir langsung Gubernur Bali, I Wayan Koster, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya dan jajaran Muspida.

Selain itu, Panglima Kodam (Pangdam) IX Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak selaku inisiator pompa hidran juga turut serta.

"Semoga bisa bermanfaat untuk semua orang. Kami juga memohon semua masyarakat agar ikut menjaga dan merawatnya," kata Maruli Simanjuntak kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon, Sabtu (10/10/2021).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anggaran Minim Manfaatnya Puluhan Tahun

Sumber air dengan kapasitas air 72 liter per detik itu, terdapat di 204 lokasi pompa hidram yang dibangun akan dibangun di Bali, NTB, dan NTT. Sementara untuk proses pengerjaan sudah mencapai 150 lokasi.

"Namun, khusus Pompa Hidram untuk pertanian baru ini saja di Desa Tanguntiti. Semoga semakin bertambah," ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Bali I Wayan Koster menjelaskan adanya pompa hydrant ini akan berdampak positif bagi masyarakat Desa Tanguntiti.

Khususnya dalam sektor pertanian dalam mengatasi permasalahan air di Desa Tanguntiti, mengingat selama ini susah mendapatkan sumber air.

"Ini namanya negara hadir untuk rakyat yang nyata memecahkan masalah. Air sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita, terutama di Desa Tanguntiti,” ujar Koster.

"Anggarannya juga tidak banyak, Rp1 miliar. Saya rasa APBD mungkin Rp5 miliar saja cukup dan nanti banyak warga yang bisa merasakan manfaatnya," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.