Sukses

Kisah di Balik Peresmian Kampus Terpadu Mualimin dan Masjid Muhammadiyah oleh Jokowi

Presiden Joko Widodo meresmikan bangunan rusunawa, asrama serta masjid yang berada di Kompleks Kampus Terpadu Madratsah Mualimin Muhammadiyah di Padukuhan Gunung Bulu Kalurahan Argorejo Kapanewon Sedayu Bantul.

Liputan6.com, Bantul - Presiden Joko Widodo meresmikan bangunan rusunawa, asrama serta masjid yang berada di Kompleks Kampus Terpadu Madratsah Mualimin Muhammadiyah di Padukuhan Gunung Bulu Kalurahan Argorejo Kapanewon Sedayu Bantul. Peresmian tersebut masih dalam rangkaian kunjungan kerja ke DIY, Jumat (10/9/2021).

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Natsir menuturkan bangunan rusanawa dan bangunan asrama memang dibangun oleh pemerintah melalui Kementerian PUPR. Hal tersebut sebagai wujud penghargaan terhadap Muhammadyiah khususnya dan simpati terhadap madrasah Mualimin.

Bukan tanpa alasan, Haedar menyatakan bahwa penghargaan itu diberikan karena Madrasah Muallimin adalah madrasah yang bersejarah. Di mana Mualimin lahir tahun 1918 lalu dan tahun 1923 namanya berganti menjadi Kweek School. Ketika menggunakan nama Kweek School tadi maka berubah menjadi sekolah perguruan.

"Tetapi karena 10 tahun menggunakan istilah Kweek School itu banyak diintimidasi oleh regulasi Pemerintah Kolonial harus menyesuaikan dengan aturannya maka diubah menjadi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah," ujar dia usai peresmian.

Kendati demikian, Haedar menandaskan intinya Madrasah Mualimin adalah sama dengan tujuan awalnya yakni sekolah untuk menghasilkan pemimpin dan sekolah untuk menghasilkan pendidik. Dari Madrasah ini telah lahir Buya Syafii Ma"arif dan  khaeridun bashori serta eberapa tokoh Muhammadiyah lainnya.

Kemudian, Presiden meresmikan masjid yang dibangun oleh Fahmi Yendra, Pengusaha Muda Muhammadiyah yang membantu pembangunan masjid tersebut. Masjidnya pun diberi nama Masjid Hajah Yuliana Muallimin.

Direktur Madrasah Muhammadiyah Mualimin, Ali Aulia menuturkan Kampus terpadu Madrasah Mualimin berdiri di atas tanah milik Muhammadiyah seluas 5,6 ha. Di kawasan tersebut kini sudah terbangun kampus ruang belajar, bersama asrama, perpustakaan, klinik, embung dan masjid.

"Tanah milik Muhammadiyah tetapi bangunan ada yang bantuan pemerintah," terang dia.

Rencananya, kawasan tersebut akan berdiri pemukiman yang menjadi satu kesatuan kampus terpadu. Di mana sebelumnya sudah ada Kampus Mualimin Muhammadiyah di Kecamatan Wirobrajan Yogyakarta.

Kampus ini akan menampung 2.500 santri dengan pembelajaran boarding scholl di mana semua diasramakan. Kendati demikian saat ini memang baru ada kelas 1 dan ke depan akan dikembangkan secara bertahap hingga akhirnya 6 tingkatan.

"Dibangun 2019. Di mana bangunan didirikan oleh PUPR dan CSR dari BUMN," terangnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masjid Senilai Rp30 Miliar

Salah satu yang juga diresmikan oleh Presiden Jokowi adalah Masjid Hajah Yuliana Mualimin. Masjid berukuran besar yang berada di Kampus Terpadu Muallimin Muhamadiyah dibangun oleh  Yendra Fahmi, Pengusaha Muda Muhammadiyah.

Fahmi sengaja memberi nama masjid yang ia bangun tersebut sama seperti nama ibunya, Hj Yuliana. Hal tersebut menurut Fahmi sebagai bentuk tanda bhakti dirinya kepada orangtua supaya anak selalu ingat orangtua.

"Sebelum membangun ini saya tanya dulu ke Buya (Buya Syafii Ma'arif) boleh ndak saya bangun dengan nama orangtua saya, beliau sangat mendukung sekali hingga saya bangun masjid ini," tutur dia.

Untuk konsep bangunan masjid sendiri, Fahmi mengaku menyerahkan sepenuhnya Muhammadiyah. Namun ia meminta ada perpaduan antara Jawa dan modern supaya tidak menghilangkan kesan Yogyakartanya.

Bangunan masjid yang ia dirikan tersebut mampu menampung jamaah sebanyak 4.000 orang. Bangunan masjid tersebut didirikan dua lantai di mana ada fasilitas untuk penyandang difabel. Meskipun dua lantai namun penyandang difabel bisa mengakses lantai 2.

"Ada jalur untuk teman-teman difabel hingga lantai 2," paparnya.

Untuk membangun masjid tersebut, ia harus merogoh kocek hingga Rp30 miliar. Kendati tidak sedikit namun ia ikhlas karena diharapkan mampu mengharumkan nama orangtuanya.

Harapan lain yang ia sematkan adalah santri-santri di Madrasah Mu'limin itu nanti dapat menjadikannya tauladan. Di mana ketika mereka nanti lulus dan menjadi pemimpin atau pengusaha bisa mendirikan masjid-masjid di tempat lain.

"Untuk mengharumkan nama orangtua bisa dengan membangun masjid ini," kata dia.

Yendra Fahmi adalah pria asal Padang yang tinggal di Jakarta. Lelaki ini adalah pengusaha batu bara dan juga pemilik dealer mobil Mercedes Benz di Jakarta. Meski telah menyumbang pembanguban masjid di Kampus Terpadu Madrasah Muhammadiyah Mualimin, namun anaknya belum ada yang menempuh pendidikan di Madrasah tersebut.

Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Natsir mengaku terharu dengan sumbangan pengusaha muda Muhammadiyah tersebut, apalagi masjid tersebut didedikasikan untuk orangtuanya. Karena sangat jarang seorang pengusaha muda menyumbangkan dananya cukup besar atas nama orangtuanya.

“Fahmi yaitu pengusaha Muhammadiyah, anak muda yang membantu membangun dan atas nama ibundanya sebagai bentuk dari birrul walidain (berbakti kepada orang tua). Ini hal yang langka ya di zaman modern dimana anak begitu rupa ingin berbuat baik pada orang tua. Nah ini masjid perpaduan antara modern dan klasik,” jelas Haedar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.