Sukses

Cita-Cita Mulia Qyara, Paskibraka Asal Garut Pembawa Baki Penurunan Bendera HUT ke-76 RI

Orangtuanya berharap, kesuksesan Qyara Maharani Putri menjadi salah satu anggota Paskibraka Nasional 2021 dari GArut saat ini, menjadi pelecut dirinya dalam meraih cita-cita

Liputan6.com, Garut - Qyara Maharani Putri, Paskibraka Nasional tahun 2021 asal Garut, Jawa Barat didaulat menjadi pembawa baki dalam penurunan sang saka merah putih HUT ke-76 RI. Rupanya, remaja 17 tahun ini memiliki cita-cita mulia.

Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Syofyano dan Rosanty, yang bekerja sebagai pedagang beras ini, ingin mengabdi kepada bangsa dengan menjadi dokter kesatuan di lingkungan militer baik TNI maupun Polri.

"Pokoknya ingin jadi dokter loreng di kesatuan," ujar Rosanty, ibunda Qyara, dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Selasa (27/8/2021).

Menurutnya, cita-cita Qyara menjadi dokter di kesatuan militer terbangun saat menjenguk neneknya saat dirawat di Rumah Sakit Angkatan Darat. "Ia melihat dokternya disiplin, tetapi tetap ramah dalam melayani pasien," kata dia.

Saat itulah rencana menjadi pelayan masyarakat di bidang kesehatan tumbuh berkembang, seiring kecintaannya pada dunia militer. "Jadi Qyara inginnya menjadi dokter, tapi pakai baju loreng (TNI-Polri) juga," ujar dia menirukan ungkapan putrinya.

Gayung bersambut, rencana itu bepadu padan dengan etos kerja keras dan disiplin yang menjadi keseharian putrinya itu. "Kebetulan Qyara juga mencintai baris berbaris dan sering mendapat bimbingan dari kesatuan," ujarnya.

Ia berharap, kesuksesan siswi kelas XI SMA 1 Garut menjadi salah satu anggota Paskibraka Nasional 2021 saat ini, menjadi pelecut dirinya dalam meraih cita-cita menjadi dokter kesatuan.

"Intinya mampu menjadi motivasi bagi generasi milenial seangkatannya agar hidup disiplin dan sungguh-sungguh," kata dia.

Selain itu, kesuksesan yang diraih Qyara, menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga, termasuk masyarakat Garut. "Prosesnya memang sulit dan ketat, sehingga pencapaian Qyara tentu kebanggaan sekali bagi kami semua," ungkap dia dengan bangga.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perjuangan Qyara

Rosanty mengenang, perjuangan kakak dari Sahra Raisya Maulida (14) ini, memang tidak mudah. Selain fisik dan mental yang prima, dibutuhkan kerja keras dalam setiap tahapan seleksi yang terbilang berat tersebut.

"Anak kami mulai menjalani pusdiklat pada 23 Juli lalu, saat diantar Dispora Garut ke Dispora Jawa Barat," kata dia.

Setelah itu, setelah dinyatakan lolos tahapan seleksi, adik dari Panca Prima Pratama (21) itu, menjalani proses penggemblengan paskibraka nasional yang dipusatkan di Cibubur, Jakarta Timur.

"Buat kami pencapain Qyara itu sudah luar biasa dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Garut," kata dia.

Menurutnya, sikap disiplin dan kerja keras menjadi modal Qyara sejak lama, bahkan kondisi itu mampu ditopang dengan sikap mudah bergaul yang kerap ditunjukkan Qyara.

"Anak saya itu humble dengan siapa pun, sehingga setelah menjadi anggota paskibraka pun masih tetap membantu kami jualan beras," kata dia.

Dengan capaiannya pada peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 di Istana Negara itu, Rosanty berharap cita-cita anaknya menjadi dokter kesatuan menjadi kenyataan.

"Mohon doa dari semuanya, semoga perjalanan selanjutnya Qyara dalam meraih cita-cita menjadi kenyataan," harap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.