Sukses

Kala Warga Lereng Gunung Agung Punya Jembatan Baru untuk Evakuasi Saat Erupsi

Program TMMD ke-111 yang dijadwalkan selesai dalam satu bulan akhirnya selesai sesuai target. jembatan penghubung dan jalan satu-satunya untuk evakuasi warga saat erupsi Gunung Agung itu dibangun dari beton kokoh agar tidak mudah tergerus air sungai.

Liputan6.com, Karangasem Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-111 Kodim 1623/Karangasem Tahun Anggaran 2021 di Desa Adat Bukit Galah, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem akhirnya selesai tepat sesuai waktu yang ditargetkan. Jembatan yang menjadi satu-satunya akses evakuasi saat erupsi Gunung Agung itu telah berdiri kokoh.

Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf mengatakan semua sasaran TMMD ke-111 Kodim Karangasem dilaksanakan sesuai dengan target perencaan itu diharapkan bisa dipelihara dan dijaga sehingga pemanfaatannya menjadi optimal.

"Jembatan sepanjang 15 meter dengan lebar 5 meter saat ini berdiri kokoh ditambah ada pembukaan lahan pertanian seluas 1,4 hektare serta pembuatan bak penampungan air bersih menjadi wujud nyata keberhasilan TMMD ini. apalagi ini menjadi jembatan penghubung jalur evakuasi jika erupsi Gunung Agung," kata Danrem kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon, Denpasar, Senin (19/7/2021).

Ia menyebut kondisi sebelum lokasi tersebut jadi sasaran TMMD memang sangat memprihatinkan. Namun, setelah dibangun jembatan penghubung dari beton tentunya sangat membanu mobilitas warga. 

"Memang kalau kita lihat saat ini di lapangan, terlihat wujud yang berbeda dari kondisi awal jembatan dengan apa yang dibangun saat ini melalui program TMMD," ujarnya. 

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Anggaran Rp1,3 Miliar

Sementara itu, salah satu warga, Mangku Sudarma yang bercerita pada saat terjadi erupsi Gunung Agung 2017 silam, lahar yang ada di sepanjang aliran sungai tergerus air hujan dari hulu menuju hilir yang menggerus jembatan penyeberangan dua desa tersebut.

"Warga masyarakat Bukit Galah dan Yeh Kori membangun jembatan ala kadarnya dari bahan yang sama karena menjadi akses tunggal menuju wilayah sebelah untuk kegiatan perekonomian, pasar, sekolah, dan lainnya," katanya.

Untuk diketahui, pihak Desa Adat Bukit Galah dan Desa Sebudi mengajukan program pembangunan jembatan dari tahun 2018 untuk dibahas oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem. Akhirnya, disetujui dan terealisasi melalui program TMMD Ke 111 Tahun Anggaran 2021.

Proyek TMMD dengan alokasi dana sebesar Rp1,3 miliar tersebut menghasilkan sebuah jembatan pondasi beton. Jembatan ini diharapkan bisa sebagai jalur evakuasi bila terjadi erupsi Gunung Agung sehingga memudahkan warga menyelamatkan diri dan mengungsi ketika bencana terjadi.

Di sisi lain, Bupati Karangasem I Gede Dana mengaku pembangunan untuk kemajuan harus didukung semangat gotong royong yang tinggi seraya berharap kalau memungkinkan TMMD bisa terlaksana setiap tahun di wilayah Karangasem dan pemerintah daerah siap merencanakan dan mengalokasikan anggarannya.

"Astungkara (syukur dan terima kasih), apa yang menjadi keinginan warga masyarakat Desa Adat Bukit Galah untuk mempunyai akses penghubung berupa jembatan yang permanen dan kokoh sudah terwujud sehingga bisa kami manfaatkan untuk aktivitas perekonomian dan yang lainnya," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.