Sukses

Jeritan Hati Tukang Cukur di Garut Selama Pandemi, Ditinggal Pelanggan dan Minim Perhatian

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Garut, Jawa Barat, dirasa sangat memberatkan pelaku UMKM.

Liputan6.com, Garut - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Garut, Jawa Barat, dirasa sangat memberatkan kalangan Usaha Mikro dan Kecil Mengangah (UMKM), tak terkecuali tukang cukur. Diam di rumah tanpa penghasilan tentu membuat gusar, apalagi ada anak dan istri yang harus terus dinafkahi.

Sebagai bentuk keprihatinan itu, Ari Ahmad Riadi (25), seorang tukang cukur sekaligus seniman Kota Garut, membuat aksi teatrikal memotong rambutnya sendiri menggunakan mesin cukur.

Aksi tersebut juga sebagai bentuk dukungan untuk para tukang cukur yang kehilangan pelanggannya selama pemberlakuan PPKM Darurat.

"Selama bayi terlahir masih ada rambut, tukar cukur gak bakalan punah kok, tetap di rumah, jaga kesehatan, baik-baik semua," ujar Ari, lirih. 

Sebelum aksinya itu, Ari membuat beberapa tulisan kepedulian serta ajakan menggunakan masker selama PPKM Darurat berlangsung hingga 20 Juli mendatang.

Nampak beberapa curhatan Ari yang dibubuhkan dalam sebuah kertas karton seperti ‘Pakai Masker’, ‘Di rumah Saja’, ‘Isolasi Ada Solusi’ terpampang di trotoar bilangan Simpang Lima Garut mengiringi aksinya tersebut.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendapatan Turun Drastis

Menurutnya, aksi itu merupakan bentuk keprihatinan komunitas atas nasib tukang cukur di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat saat ini.

Sejak masa pandemi Covid-19 berlangsung, pendapatan para tukang cukur turun drastis akibat menurunnya aktivitas warga, sejak Virus Corona mewabah di Indonesia.

"Saya minta pemerintah melirik juga kondisi kami yang di dalam dan di luar kota," ujarnya.

Namun ia mengajak kalangan tukang cukur, agar tetap beraktivitas meskipun harus dilakukan di rumah termasuk hingga berkeliling ke perkampungan warga, untuk mendapatkan pelanggan.

"Semua pasti ada solusinya, tetap sabar, kita bisa potong rambut dari rumah ke rumah," kata dia.

Aksi yang berlangsung dalam hitungan menit tersebut, akhirnya diakhiri setelah Ari membabat habis rambut panjangnya dalam aksi teatrikal keprihatinan PPKM Darurat tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.