Sukses

Lonjakan Kasus Positif Covid-19, Ketersedian Ruang Perawatan di Riau Menipis

Lonjakan Covid-19 Riau membuat Pemerintah Provinsi khawatir dengan ketersediaan ruang perawatan di rumah sakit jika tidak ada penurunan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Lonjakan Covid-19 Riau sangat mengkhawatirkan apalagi pernah 26 Mei lalu Bumi Lancang Kuning mencatat angka kematian dan konfirmasi harian tertinggi di Indonesia. Hal ini diprediksi terus berlangsung jika pemerintah tidak membatasi kegiatan masyarakat dan warga sendiri abai menerapkan protokol kesehatan.

Juru bicara Satgas Covid-19 di Riau, dr Indra Yovi, menekankan perlu pengetatan pembatasan masyarakat dan protokol kesehatan. Kalau tidak, dia menyebut Riau pada Mei ini bisa terjadi 15 ribu angka konfirmasi Covid-19.

"Lebih buruknya lagi jika nanti per hari secara psikologis ada 1.000 orang, puncaknya nanti Juni atau Juli," kata Yovi, Kamis siang, 27 Mei 2021.

Jika itu terjadi, sambung Yovi, tenaga kesehatan akan sulit menangani pasien Covid-19. Ditambah lagi ketersediaan ruangan isolasi di rumah sakit makin berkurang.

"Karena jika 1.000 per hari, anggap saja 200 orang yang dirawat, itu sulit sekali, tidak akan sanggup rumah sakit," ucap Yovi.

Saat ini, tambah Yovi, ketersediaan ruangan khusus pasien Covid-19 di Riau sudah di ambang 80 persen lebih. Sementara, rumah sakit di kabupaten hampir 100 persen terpakai.

"Banyak kabupaten seperti Pelalawan, Indragiri Hulu, Kuantan Singingi, dan Bengkalis merujuk ke Pekanbaru karena sudah penuh di daerah," kata Yovi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tempat Isolasi

Terkait mengurangi angka kematian di Riau, Yovi menyebut masyarakat sebaiknya tidak melakukan isolasi di rumah. Apalagi yang bergejala karena juga rentan menginfeksi anggota keluarga.

"Pakailah fasilitas yang sudah disediakan pemerintah," kata Yovi.

Yovi menyebut juga sudah ada arahan dari Gubernur Riau Syamsuar terkait isolasi ini. Dia menyebut gubernur sudah menginstruksikan pengobatan maksimal bagi warga isolasi di fasilitas pemerintah ataupun di rumah.

"Gubernur memerintahkan Puskesmas mengirim obat ke rumah juga, khusus bagi warga yang isolasi tanpa ada gejala," kata Yovi.

Biasanya, kematian disebabkan karena pasien yang dirujuk ke rumah sakit sudah bergejala berat ataupun gejala sedang menuju berat. Sebelumnya, pasien hanya isolasi di rumah kemudian mulai memburuk.

"Ketika dibawa ke rumah sakit akhirnya sudah gejala berat, ini menjadi penyebab tingginya kematian," ucap Yovi.

Pada Mei ini, angka kematian di Riau sudah 300 warga. Artinya, dibandingkan dengan harian, setiap tiga jam ada satu warga di Riau meninggal karena terinfeksi virus corona.

"Ini jumlah yang sangat besar," tegas Yovi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.