Sukses

Meraup Rupiah dari Berkebun Lengkuas di Pekarangan Rumah

Pekarangan rumah bisa dijadikan tempat berkebun yang bernilai ekonomis.

Liputan6.com, Agam - Memanfaatkan pekarangan rumah sebagai sarana berkebun juga menjanjikan pundi-pundi rupiah. Berbagai macam tumbuhan produktif bisa ditanam di pekarangan.

Defri Rahmat misalnya, warga Lubuk Basung Kabupaten Agam, Sumatera Barat, ini memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk lahan budidaya lengkuas.

Ia sudah memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami lengkuas sejak 4 tahun terakhir. Dalam satu kali panen, ia bisa meraup untung jutaan rupiah.

Selain di pekarangan rumah, Defri juga memanfaatkan pinggiran kebunnya untuk ditanami lengkuas, karena tanaman ini masa panennya cukup lama.

Meski tidak ditanam terlalu banyak, ia mengaku bisa meraup untung jutaan rupiah dalam satu kali panen. Bahkan, beberapa bulan lalu ia bisa menjual 685 kilogram lengkuas.

"Jika dirupiahkan, hasil panen beberapa waktu lalu sekitar Rp3,4 juta," ujar laki-laki paruh baya itu.

Lengkuas yang ditanam Defri terdiri dari dua jenis, yakni lengkuas merah dan putih. Harga jualnya juga cukup bagus yakni untuk yang merah Rp3 ribu per kilogram dan putih Rp5 ribu per kilogram.

"Lengkuas putih lebih mahal, mungkin masa panennya yang lama dibanding yang merah," ucapnya.

Defri menjual hasil panennya kepada pedagang sayur-mayur di Lubuk Basung. Bahkan, ia sudah mempunyai pelanggan sendiri.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mudah Dibudidaya

Budidaya lengkuas, lanjut Defri, tidak membutuhkan perawatan ekstra. Masa panennya berkisar antara 10-18 bulanan.

"Menamannya tidak sulit, tidak perlu dipupuk, sebab daunnya yang layu itu sekaligus jadi pupuknya. Bahkan, di lahan terbatas pun lengkuas bisa tumbuh subur, ujarnya.

Kemudian untuk bibit, sewaktu panen ia menyisakan beberapa batang tetap tertancap di tanah. Menurutnya, hal itu lebih cepat berkembang biak ketimbang harus ditanam ulang.

Namun berdasarkan pengalamannya, tanaman seperti ini menyukai tempat yang tidak terlalu lembab dan terkena matahari yang cukup.

Lengkuas biasanya dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan dapur misalnya untuk rendang ataupun gulai. Apalagi masakan Minang yang khas dengan rempahnya.

Sementara Kepala Bidang Holtikultura, Sari Mustika menuturkan tanaman lengkuas termasuk ke dalam tanam biofarmaka. Beberapa waktu terakhir tanaman biofarmaka memang tengah naik daun.

"Biofarmaka jenis rimpang, seperti kunyit, lengkuas, jahe memang sedang tren di masyarakat, karena tanaman ini bisa dimanfaatkan untuk obat," jelasnya.

Ia menambahkan tanaman lengkuas, kunyit dan jahe sangat potensial untuk dikembangkan. Namun, saat ini tanaman hanya jahe yang sudah memiliki pasar yang luas.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.