Sukses

7 Kecamatan di Cilacap Terendam Banjir, Ribuan Jiwa Mengungsi

Petugas dan relawan masih terus mengevakuasi korban banjir di Cilacap

Liputan6.com, Cilacap - Hujan deras yang terjadi di Jawa Tengah bagian barat selatan memicu banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Salah satunya di Kabupaten Cilacap. Di wilayah ini, sebanyak tujuh kecamatan terdampak banjir.

Ketujuh kecamatan tersebut meliputi, Kroya dan Sampang di Cilacap timur, serta Kecamatan Bantarsari, Gandrungmangu, Sidareja, Wanareja, dan Cimanggu di wilayah Cilacap barat.

“Ada sekitar 5.700 keluarga yang terdampak banjir,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy, Selasa (17/11/2020).

BPBD belum mendata keseluruhan jumlah pengungsi. Saat ini petugas dan relawan masih terus mengevakuasi korban banjir di Cilacap. Namun, diperkirakan jumlahnya mencapai ribuan orang.

Dia pun menjelaskan, di wilayah Cilacap timur, ada penambahan desa terdampak banjir dari hari sebelumnya yang hanya empat desa. Kini, desa yang terdampak banjir di Kecamatan Kroya saja mencapai enam desa.

“Ditambah satu desa di Kecamatan Sampang,” ujarnya.

Petugas BPBD dan relawan gabungan juga telah menyiapkan pengungsian. Selain itu, distribusi logistik berupa makanan juga sudah disalurkan untuk pengungsi dan warga yang terdampak banjir di Cilacap.

 

Simak Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hujan Ekstrem

Selain banjir, hujan ekstrem pada Selasa dinihari juga memicu bencana longsor di lima desa di dua kecamatan. Kelima desa tersebut yakni, Desa Panimbang, Bantarpanjang, Bantarmangu, dan Desa Mandala di Kecamatan Cimanggu, serta Desa Gunungtelu, di Kecamatan Karangpucung.

Sementara ini, belum ada laporan korban jiwa. Meski begitu, diperkirakan kerugian akibat banjir dan longsor di Cilacap mencapai miliaran rupiah.

Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah, disebabkan oleh hujan ekstrem, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.

"Berdasarkan hasil pantauan curah hujan di pos pengamatan curah hujan BMKG yang tersebar di beberapa wilayah Cilacap dan Banyumas pada tanggal 17 November 2020, telah terjadi hujan sangat lebat kadang disertai petir pada malam hingga pagi hari yang berdampak terhadap kejadian banjir dan longsor di dua kabupaten tersebut," katanya di Cilacap, Selasa, dikutip Antara.

Ia mengatakan berdasarkan pantauan pos pengamatan curah hujan di beberapa wilayah Kabupaten Cilacap, yakni curah hujan di Kedungreja tercatat 149 milimeter, Cipari 167 mm, Sidareja 108 mm, Nusawungu 103 mm, Adipala 121 mm, Binangun 84 mm, Jeruk Legi 83 mm, dan Maos 75 mm.

Menurut dia, konsentrasi curah hujan sangat lebat berada di wilayah Cilacap bagian tengah dan timur.

Curah hujan di Kabupaten Banyumas, antara lain Gumelar tercatat 273 mm, Sudagaran 116 mm, Sumpiuh 165 mm, dan Kemranjen 107 mm.

"Konsentrasi curah hujan sangat lebat berada di wilayah Banyumas bagian tengah dan selatan. Curah hujan di atas 150 milimeter per hari masuk kategori hujan ekstrem," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.