Sukses

126 Santri di Banyumas Positif Covid-19

Gugus Tugas mengetes usap semua santri di Pondok Pesantren Al Hidayah. Ada 590 santri di pondok ini

Liputan6.com, Banyumas - Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas menemukan ratusan santri yang terkonfirmasi positif COVID-19. Santri itu antara lain dari kluster pondok pesantren dan rombongan ziarah dari Desa Cikembulan.

Total ada 62 pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam sehari. Jumlah pasien itu terdiri dari klaster pondok pesantren Al Hidayah Karangsuci sebanyak 45 orang dan dari rombongan ziarah 12 orang.

"Tracing dari yang positif empat orang, sehingga total yang terkonfirmasi positif ada 484 orang," kata Bupati Banyumas, Achmad Husein.

Setelah temuan ini, Gugus Tugas mengetes usap semua santri di Pondok Pesantren Al Hidayah. Ada 590 santri di pondok ini.

Dari 590 santri, 292 di antaranya sudah di-swab. Sebanyak 203 dari 292 tes sudah diketahui hasilnya. Dari 203 orang, yang menunjukkan positif COVID-19 ada 126 santri.

"Dari 126 santri, yang berasal dari Banyumas 44 orang, yang dari luar 82 santri," ujar dia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Santri Negatif Covid-19 Dipulangkan

Gugus Tugas mengisolasi 126 santri sehingga tidak menyebar ke santri dan para guru-guru di pondok pesantren setempat. Sementara yang hasil swab menunjukkan negatif dipulangkan ke daerah asal.

Sisa santri yang belum menjalani swab akan mendapat giliran pada jadwal swab berikutnya. Husein memperkirakan dalam dua hari semua santri bisa selesai menjalani swab dan bisa mendapat hasilnya.

"Tindak lanjut dari kluster pesantren, kami berkoordinasi dengan tokoh agama Islam," ucapnya.

Hasil dialog dengan para tokoh agama ini menghasilkan rekomendasi untuk gugus tugas. Rekomendasi itu antara lain meminta bupati agar mengingatkan pondok pesantren lain agar belajar dari kasus di Al Hidayah.

Selain itu, tokoh agama juga merekomendasikan agar bupati membentuk tim kecil yang bertugas mensosialisasikan protokol kesehatan agar santri dan pondok pesantren lebih tahu dan peduli.

"Khususnya melindungi guru-guru dan orang tua yang memiliki penyakit penyerta," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.