Sukses

Covid-19 Belum Reda, Jabar Tambah 71 Rumah Sakit Rujukan

Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus melakukan upaya penguatan kesiapsiagaan menghadapi lonjakan kasus positif virus Corona (Covid-19).

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus melakukan upaya penguatan kesiapsiagaan menghadapi lonjakan kasus positif virus Corona (Covid-19). Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Berli Hamdani mengatkan, pihaknya menambah 71 rumah sakit rujukan.

Berli juga menyatakan bahwa sejumlah rumah sakit swasta bersedia menjadi rumah sakit penanganan pasien positif Covid-19. Dengan begitu, ada 105 rumah sakit rujukan Corona yang tersebar di Jabar. 

"Sebelumnya sudah ada 34 rumah sakit rujukan dan sekarang rumah sakit rujukan Covid-19 bertambah sangat signifikan menjadi 105. Itu sudah termasuk dengan rumah sakit-rumah sakit swasta yang akan menangani pasien Covid-19," ujar Berli, Selasa (14/4/2020).

Untuk memastikan 71 rumah sakit rujukan baru itu siap, baik dari fasilitas maupun Sumber Daya Manusia (SDM), Pemprov Jabar melakukan pengadaan alat kesehatan, sarana dan prasarana, serta menyosialisasikan pendoman penanggulangan Covid-19.

"Saat ini sedang dalam tahap pengadaan alat kesehatan dan penyiapan sarana dan prasarana. Kami saat ini gencar menyiapkan ke-71 rumah sakit rujukan baru. Seperti 34 rumah sakit rujukan sebelumnya, kami memerlukan waktu dua minggu untuk memastikan kesiapannya," kata Berli. 

Ia menambahkan, kesiapan rumah sakit dan ketersediaan fasilitas kesehatan terus diperbaiki sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan kasus positif Covid-19.

"Supaya semua pasien positif maupun pasien dalam pengawasan mendapatkan penanganan yang maksimal," kata Berli.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penanganan Darurat Covid-19

Selain melakukan penambahan rumah sakit rujukan, Berli mengungkapkan sejumlah pemerintah kabupaten/kota di Jabar mengalihfungsikan gedung maupun stadion sebagai ruang perawatan maupun isolasi.

Pemerintah Kota Bekasi misalnya, menyiapkan wisma haji yang memiliki 250 kamar dan Stadion Patriot Chandrabhaga dengan kapasitas 100 tempat tidur sebagai ruang perawatan dan isolasi untuk mengantisipasi lonjakan pasien. 

Kemudian di Kota Depok, pihak pemkot setempat menyiapkan Rumah Sakit FK UI Depok dan Asrama President University.

Kabupaten Bandung menambah kapasitas ruang ICU dan Isolasi RS Soreang untuk pasien dalam pengawasan (PDP) dan menjadikan Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai tempat isolasi mandiri dengan kapasitas 50-60 tempat tidur. 

Selanjutnya, di Kabupaten Bekasi menyiapkan gedung Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang dan President University sebagai ruang perawatan dengan kapasitas 350 orang. 

Sedangkan, Pemprov Jabar menyiapkan gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) sebagai ruang isolasi bagi ODP, PDP ringan-sedang, dan orang tanpa gejala (OTG). 

"Saat ini sudah ada 48 orang yang diinapkan untuk isolasi mandiri di gedung BPSDM. Tenaga kesehatan yang memberikan layanannya berasal dari Rumah Sakit Kesehatan Kerja (RSKK) UPTD Dinkes Provinsi Jabar," ujar Berli.

Pemprov Jabar juga mengalihfungsikan Hotel Prama Grand Preanger Bandung untuk tenaga medis dengan total kamar yang disiapkan berjumlah 200. Hal tersebut dilakukan agar para tenaga medis bisa nyaman khususnya bagi yang kesulitan pulang ke rumah sehingga bekerja maksimal. Mereka pun dapat menggunakan seluruh fasilitas di hotel.

"Selain di Prama Grand Preanger, 68 tenaga kesehatan, yang sebagian besar perawat Rumah Sakit Hasan Sadikin dan sisanya dari RS Paru Rotinsulu diinapkan di UPTD Pelatihan Kesehatan (UPelkes) Dinkes Provinsi Jabar sejak akhir Maret lalu," kata Berli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.