Sukses

Kawat Berduri Tiba-Tiba Terpasang di RSUD Regional Sulbar, Ini Penjelasan Polisi

Sabtu (11/04/2020) pagi, beredar sejumlah poto di beberapa WhatsApp group yang memperlihatkan sejumlah aparat kepolisian memasang kawat berduri di sekitar RSUD Regional Sulawesi Barat

Liputan6.com, Mamuju - Sabtu (11/04/2020) pagi, beredar sejumlah poto di beberapa WhatsApp group yang memperlihatkan sejumlah aparat kepolisian memasang kawat berduri di sekitar RSUD Regional Sulawesi Barat. RSUD Regional Sulawesi Barat merupakan satu-satunya rumah sakit yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai rujukan Corona Covid-19 di provinsi ke-33 itu.

Berbagai asumsi pun mulai merebak, yang paling santer berhembus adalah pemasangan kawat berduri itu karena ada salah seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Corona Covid-19 yang kabur dari rumah sakit itu. Isu itu pun semakin menyakinkan masyarakat, karena pihak kepolisian pangsung memasang kawat berduri di rumah sakit.

Tidak ingin asumsi itu semakin meluas dan meresahkann masyarakat, Polda Sulawesi Barat melalui Kabid Humas AKBP Syamsu Ridwan menjelaskan pemasangan kawat berduri itu. Menurutnya hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga orang yang tidak terkontaminasi Corona Covid-19 saat berkunjung ke rumah sakit.

"Pemasangan kawat ini ditujukan untuk menambah tingkat keamanan, sehingga tidak sembarang yang masuk wilayah RSUD Regional Sulawesi Barat utamanya di lingkungan ruang isolasi khusus para pasien Covid-19," ujar Syamsu.

Syamsu menambahkan, setelah pemasangan kawat berduri itu, hanya terdapat satu pintu yang menjadi akses untuk menuju ke ruang isolasi pasien dan dipastikan semua akan diperiksa dengan ketat tanpa terkecuali. Jadi tidak sembarangan orang yang bisa masuk ke area rumah sakit utamanya tempat isolasi.

"Hal ini dilakukan semata sebagai bentuk penanganan dan pencegahan untuk memutus mata rantai Covid-19, tidak ada alasan lain," tegas Syamsu.

Syamsu juga membantah, jika pemasangan kawat berduri ini berkaitan dengan isu adanya PDP yang keluar atau kabur dari rumah sakit. Ia berpesan agar masyarakat tidak dipercaya begitu saja dengan isu yang ada, jika perlu tanyakan langsung pada sumbernya untuk memastikan setiap keabsahan informasi yang didapatkan.

"Mengenai informasi yang dikarantina di RSUD Regional yang dikabarkan keluar rumah sakit itu tidak benar. Jangan sampai akibat ulah kita yang suka main share berita begitu saja, membuat kepanikan berlebihan di tengah masyarakat," jelas Syamsu.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.